Pada kesempatan itu, ketua yayasan menyampaikan bahwa tantangan perubahan global makin besar. Karena itu, sekolah harus disesuaikan dengan aturan pemerintah dan kebutuhan masyarakat.
"Perlu ada kerja sama pemerintah, sekolah dan orang tua," tandasnya.
*
Setelah sambutan berakhir, acara dilanjutkan dengan pengumuman kelulusan yang ditandai dengan penyerahan piagam kepada peserta didik. Nama anak dibacakan satu per satu, lalu disertai nama ayah dan cita-citanya.
Saya agak kaget ketika Gibran disebutkan bercita-cita menjadi tentara....
Iya, anak pertama kami itu memang sering menyampaikan keinginan mau jadi apa. Kebiasaan itu sebenarnya bermula dari kami, sebagaimana orang tua pada umumnya, yang sering bertanya: Nanti kalau sudah besar mau jadi apa?
Ia pernah mengatakan mau menjadi pemadam kebakaran. Lalu berubah menjadi polisi. Tiba-tiba ingin menjadi dokter. Sopir, tentara, dan paling terakhir ingin menjadi tukang parkir.
Mamanya memekik kaget ketika ia bilang mau jadi tukang parkir. "Biar toh, tukang parkir banyak uang," katanya membela diri.
Kemudian tanpa kami tahu, ia kembali ingin menjadi tentara ketika ditanya gurunya untuk diumumkan saat acara perpisahan.
Tapi, saya sudah menjadi lebih tenang setelah memahami makna lagu "Que Sera Sera". Saya tidak pusingkan ia nanti mau jadi apa, intinya ia bisa menjadi pribadi yang mandiri dan mencintai pilihan hidupnya kelak.
Que Sera Sera, whatever will be, will be. Apa yang terjadi, terjadilah...