Judul : Perjalanan Mencari Ayam (Kumpulan Cerita Pendek)
Penulis : Armin Bell
Tebal : 141 halaman
Penerbit : Dusun Flobamora
Cetakan : I, April 2018
ISBN : 978-602-51631-0-4
Buku kumpulan cerita pendek Perjalanan Mencari Ayam (PMA) karya Armin Bell ini sudah diterbitkan sejak kurang lebih 3 tahun lalu, sehingga tidak heran kalau sudah banyak orang yang membaca, mendiskusikan, meneliti, mengalih wahana, dan mengulasnya dengan berbagai perspektif. Sayangnya, dari sekian banyak tafsiran pembaca yang sudah terpublikasi, kajian berbasis perspektif ekologi belum banyak disentuh.
Saddam HP terkesan dengan kisah cinta yang ada di PMA, dan menilai buku itu menyiratkan kesan adanya perlawanan rakyat terhadap negara---khususnya dalam cerpen Kopi---serta kental dengan lokalitas Manggarai. M. Aden Ma'ruf bilang kalau PMA itu sarat dengan tema tentang kehilangan. Sebuah telaah yang dilakukan Nabor dan Danu menyimpulkan PMA mengandung banyak penggambaran kelas sosial.
Marsel R. Payong menilik buku PMA ini dari dua cerita yang mengusung tema ziarah. Baginya, tema tersebut melukiskan eksistensi manusia yang sedang melakukan perjalanan di dunia ini. Selanjutnya, Arie Putra yang secara khusus menganalisis "Lelaki dari Malaysia" menganggap cerita itu sebagai lukisan situasi sosial di Manggarai yang tidak luput dari persoalan diskriminatif.
Popind Davianus juga ikut menulis "curhat" atas kesan yang dia peroleh setelah membaca PMA, namun sama saja, dia dan peresensi lainnya melewatkan tema ekologi yang sebenarnya sangat dominan dalam buku tersebut. Saya mengidentifikasi lebih dari setengah cerita dalam buku PMA ini sebenarnya berisi banyak wejangan tentang relasi manusia, alam, dan Sang Pencipta. Karena itu, dalam catatan sederhana ini, saya berinisiatif ikut berkomentar tentang PMA dari perspektif ekologi.