Mohon tunggu...
Saverinus Suhardin
Saverinus Suhardin Mohon Tunggu... Perawat - Perawat penulis

Saverinus Suhardin. Seorang Perawat yang senang menulis. Sering menuangkan ide lewat tulisan lepas di berbagai media online termasuk blog pribadi “Sejuta Mimpi” (http://saverinussuhardin.blogspot.co.id/). Beberapa opini dan cerpennya pernah disiarkan lewat media lokal di Kupang-NTT, seperti Pos Kupang, Timor Express, Flores Pos dan Victory News. Buku kumpulan artikel kesehatan pertamanya berjudul “Pada Jalan Pagi yang Sehat, Terdapat Inspirasi yang Kuat”, diterbikan oleh Pustaka Saga pada tahun 2018. Selain itu, beberapa karya cerpennya dimuat dalam buku antologi: Jumpa Sesaat di Bandara (Rumah Imaji, 2018); Bingkai Dioroma Kehidupan: Aku, Kemarin dan Hal yang Dipaksa Datang (Hyui Publisher, 2018); Jangan Jual Intergritasmu (Loka Media, 2019); dan beberapa karya bersama lainnya. Pernah menjadi editor buku Ring of Beauty Nusa Tenggara Timur: Jejak Konservasi di Bumi Flobamorata (Dirjen KSDA, 2021); Konsep Isolasi Sosial dan Aplikasi Terapi : Manual Guide bagi Mahasiswa dan Perawat Klinis (Pusataka Saga, 2021); dan Perilaku Caring Perawat Berbasis Budaya Masyarakat NTT (Pustaka Saga, 2022). Pekerjaan utama saat ini sebagai pengajar di AKPER Maranatha Kupang-NTT sambil bergiat di beberapa komunitas dan organisasi. Penulis bisa dihubungi via e-mail: saverinussuhardin@gmail atau WA: 085239021436.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Perkakas untuk Penulis

3 Juni 2023   05:18 Diperbarui: 3 Juni 2023   05:28 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana pelatihan yang berlangsung melalui GoogleMeet  (Sumber gambar: Irfan Budiman)

Selain itu, Google juga memiliki cara pencarian yang lebih spesifik menggunakan 'advance search '. Teknik ini mungkin sudah diketahui banyak orang.

Kedua, kami juga dikenalkan mesin pencari yang lain seperti DuckDuckGo dan Bing. Saat itu kami fokus pada DuckDuckGo yang logonya bergambar bebek. Alat ini membuat kita mudah mengakses situs berita tanpa diganggu iklan yang biasa muncul dari berbagai sisi.

Ketiga, kami belajar penggunaan alat bantu Visualping. Alat ini berguna untuk memantau perkembangan informasi dari website tertentu.

Keempat, kami mendalami cara penggunaan Google Trends. Alat bantu ini bagus untuk mengetahui apa saja kata kunci yang sering dicari penggunaan internet.

Kelima, Google Shcolar atau Cendikia. Alat bantu ini bermanfaat untuk menelusuri sumber hasil penelitian untuk melengkapi sebuah liputan. Analisis laporan jurnalistik juga perlu didukung dengan data hasil penelitian termutakhir.

Keenam, kami belajar memaksimalkan fungsi Pinpoint. Dari sekian banyak manfaat alat bantu ini, ada satu yang membuat kami terpukau, yaitu kemampuannya melakukan transkripsi rekaman audio dengan hasilnya yang presisi.

Ketujuh, kami belajar juga penggunaan Flourish. Ini alat bantu yang memungkinkan jurnalis menampilkan data dengan gambar atau grafik yang selain informatif, tapi juga sangat menarik untuk dilihat.

Kedelapan, kami mencoba keajaiban baru yang ditunjukkan chatGPT. Sebagai AI, ia memang cerdas dan dapat membantu wartawan dalam urusan mengedit tulisan dan sebangsanya.

Setelah mempelajari 8 alat bantu tersebut, saya makin ragu dengan relevansi idiom 'kuli tinta' bagi jurnalis maupun penulis pada era sekarang dan masa mendatang. Mungkin selanjutnya bisa diganti kuli digital atau kuli yang lain. Mungkin Anda ada usul?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun