Saya terus meyelesaikan tugas-tugas kuliah dan terus melakukan rutinitas #JalanPagi. Tahun 2021 saya dinyatakan lulus--tepat waktu--dan mengikuti wisuda secara daring.
Sampai saat ini, saya pun tetap melakukan #JalanPagi dan berusaha untuk melakukannya. Sependek pengalaman dari 2016 hingga 2023 saat ini, menurut saya, aktivitas di pagi hari sangat baik. Kebiasan melakukan rutinitas pagi, kamu tahu, sudah dibuktikan oleh orang banyak orang sukses di dunia. Salah satu tertulis dalam buku karya Robin Sharma yang berjudul: The 5 AM Club.
Karena itu, saya sebenarnya sejak dulu punya keinginan agar kebiasaan ini juga menjadi kebiasaan banyak orang, khususnya pelajar dan majalah. Sebenarnya saya menjual buku, kaos, dan banyak menulis di media sosial itu untuk mengampanyekan gaya hidup ini.
Tapi, apakah niat itu bisa terwujud. Jangankan bisa mengubah orang lain, istri saya saja marah-marah kalau saya bangunkan terlalu pagi.
"Lu jalan pagi sendiri sa...," kayaknya setiap kali diajak.
"Olahraga itu penting," saya terus berusaha.
"Saya kurus begini ne, nanti kalau olahraga, badan saya habis," dalihnya lagi.
Saya tidak pernah bisa menang di hadapan istri. Anak pertama kami yang saat ini sedang sekolah di TK, Gibran Suhardin, butuh berkali-kali dibangunkan agar bisa ke sekolah tepat waktu.
Anak kami yang kedua, Abran Suhardin, baru berusia 5 bulan. Tidak mungkin saya ajak dia untuk #JalanPagi.
Pendek kata, saya bahkan tidak bisa meyakinkan keluarga sendiri untuk #JalanPagi, apalagi meyakinkan warga se-Provinsi NTT.
Makanya ketika Gubernur NTT berani menjadikan kebiasaan sebagai regulasi, saya agak senang. Meski saya tahu, #JalanPagi atau kebiasaan apa saja yang dipaksakan tidak akan mendatangkan manfaat yang baik.