Pada bagian selanjutnya, Aldo pun tahu, ternyata Vera yang mengaku penyair itu hanya membaca puisi dari satu penulis favoritnya. Hal itu menggambarkan miskinnya referensi penulis tentang puisi, sehingga tidak mengherankan bila puisi Vera dianggap sangat buruk oleh Aldo. Banyak membaca dengan tema dan topik yang variatif, tentunya akan membentuk seorang penulis yang baik.
Setidaknya itulah sisi negatif dan positif dari buku itu, tapi kita perlu kembali lagi pada pertanyaan awal, siapa sebenarnya si Robertus Aldo Nishauf itu?
Bila kita cek informasi pada halaman sampul dalam, editor buku itu adalah salah satu penulis ternama NTT: Felix K. Nesi. Dan kita tahu, setidaknya warga Timor Barat, Buku Fanu yang menjadi penerbit buku itu merupakan salah satu unit usaha besutan penulis Orang-Orang Oetimu itu bersama Komunitas Leko, Kupang.
Ketika buku ini mulai dijual secara terbatas oleh Komunitas Leko, ada desas-desus kalau cerpen dalam buku ini sebenarnya karya Felix K. Nesi. Ada banyak orang yang menanyakan hal itu. Karena terus didesak, akhirnya Felix menjawab secara terbuka lewat blog-nya bernama Sufmuti. Di situ Felix menjelaskan kalau Aldo itu merupakan salah satu tokoh dalam cerita berjudul "kenangan" yang tergabung buku kumcer pertamanya: Usaha Membunuh Sepi.
Menurut Felix, Aldo itu hidup dan ia ingin menceritakan banyak hal tentang dirinya sendiri. Ia, si Aldo itu, merupakan tokoh rekaan ciptaan Felix, tapi kemudian ia menjadi tokoh yang benar-benar hidup. Ia memiliki masa lalu, memiliki hasrat dan impian masa depan. Felix telah membuat tokoh cerita yang hidup.