Tidak sedikit juga yang berfoto di sepanjang jalan Kuta. Apalagi di depan Hard Rock Cafe Kuta-Bali, disediakan spot khusus bagi yang mau foto. Saya pikir tempat itu sangat khas. Hampir pasti, orang yang baru pertama kali datang ke Bali akan foto di sana. Begitupun saya, tidak merasa datang ke Bali kalau belum foto di sana. Vian dengan sabar melayani permintaan saya untuk difoto. Biar adil, saya juga meminta dia berpose di sana. Kita foto bergantian. Sesekali selfie. Kalau ada orang yang bersedia membantu, barulah kami bisa foto bersama.
[caption caption="Saya (Saver) di Kuta-Bali"]
Setelah itu, Vian mengajak saya menuju pantai Kuta. Pantai ini bagi saya sangatlah familiar terdengar. Sebabnya, lagu Andre Hehenusa “Kuta Bali” merupakan salah satu yang saya favoritkan. “...Suatu saat di Kuta Bali...”, itulah sepenggal lirik yang selalu terngiang dalam ingatan, meski keseluruhan liriknya tidak begitu hafal.
[caption caption="Vian, masih di seputaran Kuta-Bali"]
Dari jalan raya, wilayah pantai ditutup oleh tembok yang cukup tinggi. Ada pintu untuk masuk ke sana. Saat itu, kondisinya gelap. Sudah malam dan tidak ada lampu di sana. Tidak terlihat apa-apa. Hanya mendengar bunyi ombak yang menghempas di bibir pantai, serta terpaan angin laun yang begitu kencang. Samar-samar terlihat, bayangan pasangan anak manusia yang duduk berduaan. Banyak sekali, berjejer sepanjang pantai. Mungkin mereka sedang meresapi pesan-pesan cinta dari alam, agar nuansa cinta itu selalu tumbuh dalam dirinya.
[caption caption="Saya (Saver), masih di seputaran Kuta Bali"]
Tidak lama kami di sana. Saya mengajak Vian segera kembali pulang. Selain tidak mau mengganggu pasangan tadi, tidak baik juga kalau kami yang sesama jenis jalan berdua di sana. Haram hukumnya jalan berdua di tempat gelap dengan orang yang bukan murhim, hehehe...
Beda Budaya
Dari pantai Kuta, dengan sepeda motor, kami menelusuri tiap jalan atau gang yang bisa dilewati. Keliling saja tanpa tujuan yang jelas. Hampir sepanjang jalan didominasi oleh bule. Persis seperti yang tulis sebelumnya, Bali merupakan rumah kedua bagi bule atau wisatawan dari mancanegara. Hmmm...di mana-mana lihat bule. Dari yang bule tua hingga bule yang masih bayi, ada semuanya.