Mohon tunggu...
Humaniora

Kenang-kenangan Dari Kekasih Hati

13 Desember 2017   13:37 Diperbarui: 13 Desember 2017   13:38 1169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

#KENANG-KENANGAN DARI KEKASIH HATI

Oleh: Suhardi

Tiada benda paling berharga dalam hidupku,  kekasih...

Selain benda-benda yang engkau tinggalkan sebelum engkau pergi dan tak pernah kembali.

Tersebab melalui peninggalanmu itu, engkau serasa hadir kembali, merengkuh dan berpeluk dalam kasih.

Andai ada hartawan dari seluruh penjuru mata angin hendak membelinya, niscaya mereka berpulang dengan tangan hampa, kekasih. Tersebab peninggalanmu tak terhingga dalam nilai dan harga. Andai ada penjahat dari ujung kota hendak merampasnya, kekasih. Maka lebih baik kuberikan nyawaku daripada peninggalanmu.

Tetapi ketika peninggalanmu direbut paksa kelompok durjana, sesat, pendosa dan dimukai oleh-Nya. Lihatlah mata kami, yang menetes ini bukan lagi air mata, tetapi darah putih. Hati kami serasa remuk-redam tak beraturan, perasaan hancur-sehancurnya. 

Bagaimana tidak, kekasih. Tempatmu berpijak untuk mi'raj mengambil hadiah untuk kami, yang kini terus kami gunakan lima kali dalam sehari. Juga tempatmu menghadapkan wajah ketika sedang menengguk, merengkuh kasih-Nya. 

Kini direbut paksa oleh kaum pencacimu, penistamu, pengkhianatmu, dan pembencimu.

Mereka akan menginjak-injak tanah berkah. Menjadi ibu kota mereka. Padahal tanah itu adalah ibu kota bagi aqidah kami, sepotong dari iman kami.

Apabila jalur negosiasi tak juga berbuah hasil. Meminta dengan kerendahan hati, justru muka dan iman kita diinjak-injak, diludahi seenaknya. Maka tak ada jalan lain, daripada satu kata, yakni: PERANG. 

Kita siapkan senjata, tenaga, jiwa, raga, dan harta terbaik kita untuk beramai-ramai menumpas pengambilan paksa kenangan-kenangan dari kekasih hati kita.

Kekasih kita telah memanggil ditempat terjauh (Aqsha). Dengan panggilan nubuat dan bisyarahnya.

"Tidak akan terjadi kiamat hingga kaum muslimin memerangi Yahudi dan membunuhi mereka, sampai ketika Yahudi bersembunyi di balik batu atau pohon, batu dan pohon itu berkata: 'Wahai muslim, wahai hamba Allah, Yahudi ada di belakangku, kemari dan bunuhlah dia.' Kecuali pohon gharqad, (dia tidak berbicara) karena dia dari pohon Yahudi."[Hadits ini diriwayatkan Al-Bukhari dalam Ash-Shahih, Kitab Al-Jihad bab Qitalu-Al-Yahud (6/103 no. 2767 bersama Fathul Bari))

Apabila hanya kau seorang yang menyambut seruan ini, maka maju dalam sendiri dan sunyi tidaklah menjadi uzur untuk mundur. Ingatlah bahwa apa yang ada di langit dan bumi ini adalah tentara-Nya. Tak inginkah engkau dikehendaki-Nya menjadi panglima untuk mereka semua.

"Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". Q.S. Al-Fath 48:7)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun