Mohon tunggu...
Suhardi AlAnjiri
Suhardi AlAnjiri Mohon Tunggu... Guru - Semoga manfaat setiap apa yang diperbuat

Serius tapi santai, senang bercanda..

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Menyuplai Beras Anjir Serapat ke (Calon) Ibu Kota Negara

5 September 2019   10:08 Diperbarui: 12 September 2020   08:47 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis melihat padi lokal di Anjir Serapat (Dokpri).

Terusan Anjir Serapat memiliki panjang 28 kilometer dan dihitung kilometernya dari sungai Kapuas menuju sungai Barito dan di setiap kilometernya disebut penduduk setempat dengan sebutan pal.

Penyebutan pal itu sering didengar dari pal satu sampai pal dua puluh lima. Kata pal sendiri konon katanya merujuk dari bahasa Belanda yang dimaksudkan kilometer. 

Menggunakan pal ini tentu dapat dimaklumi karena memang pembuatan terusan Anjir Serapat pada waktu zaman penjajahan Belanda dan konon juga katanya pembuatannya dengan kerja rodi dengan menggunakan peralatan tradisional.

Sepanjang terusan Anjir Serapat terdiri dari tiga kecamatan yaitu dua kecamatan berada di wilayah Kalimantan Selatan dan satu kecamatan berada di wilayah Kalimantan Tengah. 

Untuk wilayah Kalimantan Selatan yaitu Kecamatan Anjir Muara dan Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan terletak dari kilometer 14 sampai sampai dengan Sungai Barito.

Sedangkan Anjir Serapat dari Km 1 sampai dengan Km 14 itu berada di wilayah Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah. Mayoritas penduduk di terusan Anjir Serapat pekerjaannya bertani dan berkebun sehingga Anjir Serapat merupakan penghasil padi dan beras yang cukup terkenal.

Anjir Serapat terkenal dengan beras lokal yang banyak di sukai. Padi yang dibudidayakan oleh masyarakat Anjir Serapat namanya macam-macam ada namanya Siam Unus, Siam mayang, Siam Karandukuh, Siam Salawi, Pandak dan lain lain. 

Kebanyakan masyarakat suku Banjar lebih suka terhadap beras lokal karena teksturnya yang tidak terlalu lembek dan butirannya yang kecil ketika dimasak menjadi nasi. Bahkan ada yang fanatik yang tidak mau makan nasi selain beras lokal. Waaah kalo itu memang benar, memang fanatik sekali ya...hehe

Peningkatkan produktivitas padi dan peningkatan harga jual beras Anjir Serapat memang perlu diupayakan dan dibuat strateginya. Apa lagi pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan Kalimantan Timur menjadi Ibu Kota Negara. Dalam 5 tahun akan datang akan terjadi pemindahan ASN besar besaran dari Jakarta ke Kalimantan Timur. 

Dapat dibayangkan jumlah ASN dan keluarganya yang pindah mencapai 1,5 juta orang ke Ibu Kota Negara yang baru. Maka tentu akan meningkatkan kebutuhan beras di Kalimantan Timur sebagai Ibu Kota Negara baru tersebut.

Upaya peningkatan produksi padi harus diupayakan oleh Pemerintah Kabupaten Kapuas apabila berkeinginan kecipratan dampak baik dari pemindahan Ibu Kota Negara ini yaitu:

Pemisahan butiran padi yang berisi dan yang hampa menggunakan alat pompa padi. (Dokpri)
Pemisahan butiran padi yang berisi dan yang hampa menggunakan alat pompa padi. (Dokpri)
Pertama, dengan upaya perluasan lahan persawahan dengan pemanfaatan lahan tidur. Di Anjir Serapat sendiri masih banyak lahan tidur yang belum tergarap secara maksimal khususnya di Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas. Lahan sebelah kiri jalan Trans Kalimantan menuju Banjarmasin yang letaknya sedikit kebelakang dari jejeran rumah penduduk. 

Dari Handil Melati Anjir Serapat Km 6 sampai Handil Marhanang Anjir Serapat km 11 masih banyak lahan tidur yang belum digarap dan hanya ditumbuhi pohon galam. 

Memang lahan di Anjir Serapat dari Km 2 sampai Km 11 struktur tanahnya kurang bagus sebab tingkat keasamannya tinggi yaitu dari ph 5,5 ke bawah. Maka memang perlu penanganan yang terbaik untuk perbaikan tanah lahan sawah.

Di samping itu pula tentu perlu pembukaan/perluasan lahan sawah secara besar besaran dengan pola mekanisasi untuk pemanfaatan lahan tidur tersebut. Hal ini baru di Kecamatan Kapuas Timur sedangkan di kecamatan lainnya juga masih banyak lahan tidur, padahal kecamatan tersebut juga merupakan sentra penghasil padi dan beras. 

Penggunaan Alsintan yang tepat dan di bantu buldozer dan excavator di samping mepercepat pembuatan lahan sawah tentu juga akan mengurangi kebakaran hutan dan lahan dalam pembukaan/perluasan lahan sawah tersebut.

Kedua, Penanaman padi dua kali dalam setahun. Kebiasaan menanam padi 2 (dua) kali dalam setahun masih belum menjadi kebiasaan masyarakat di Anjir Serapat. 

Padahal hampir 6 bulan lahan sawah yang ada hanya menganggur. Padi Lokal Anjir Serapat itu di tanam bulan Februari-Maret, akan panen sekitar bulan Agustus-September maka lahan sawah akan menganggur dari bulan September-Oktober sampai dengan bulan Januari-Februari.

Oleh karena itu peluang untuk menanam satu kali padi lokal dan satu kali padi unggul dalam satu tahun tentu sangat terbuka lebar. Memang kendalanya adalah masalah air.

Akan tetapi dengan keinginan kuat antara Pemerintah Kabupaten Kapuas yang mempunyai kebijakan dan masyarakat petani yang mempunyai lahan tentu bisa disiasati dengan menggunakan sumur bor. Sebab seperti daerah Terusan Raya Kecamatan Bataguh masih bisa dilaksanakan dengan baik.

Ketiga, Melakukan pengemasan dan pelabelan beras Anjir Serapat. Dalam usaha agar meningkatkan penghasilan dengan harga saing dan ekonomis serta agar menjaga kulitas beras tentu upaya pengemasan/pelabelan ini bisa dilakukan oleh BUMDes yang telah dibentuk oleh Pemerintah Desa di Kecamatan Kapuas Timur.

BUMDes dapat membeli padi dari masyarakat kemudian mengolahnya menjadi beras berkemasan dan berlabel. BUMDes yang membeli padi masyarakat harus tetap berpihak kepada warga masyarakat dengan membeli padi dengan standar harga yang tidak merugikan. 

Sehingga masyarakat yang berprofesi bertani tidak mengeluh dengan anjloknya harga padi atau gabah kering giling tersebut. Kemudian diharapkan masyarakat tidak menjual padi kepada tengkulak yang membeli gabah dengan murah yang cenderung merugikan masyarakat itu sendiri.

Oleh karena itu, semua warga di Anjir Serapat yang memiliki tanah, mulai sekarang untuk memikirkan peluang itu. Berharap pula pemerintah Kabupaten Kapuas mendukung dengan kebijakan yang menguntungkan warga Petani Anjir Serapat. 

Semoga Beras Anjir Serapat mendapat tempat bagi masyarakat di Ibu Kota Nagara. Pada Saatnya menyuplai kebutuhan beras di Ibu Kota Negara. Tunggu 5 tahun lagi...

Salam!
Suhardi Al Anjiri
Penulis adalah Warga Anjir Serapat, Pemilik dan Penggarap Sawah, Praktisi Pendidikan, Pengamat Sosial, Politik dan Pembangunan Daerah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun