Pak Budi menatapnya dengan tajam. "Kamu bisa, Joko. Jangan bikin saya kecewa. Dan tolong, rapikan dirimu dulu."
Dengan perut yang tiba-tiba terasa mual, Joko meninggalkan ruangan Pak Budi. Saat kembali ke meja, pikirannya penuh dengan berbagai cara untuk menyelamatkan diri dari situasi ini. Pertama, dia harus menemukan cara untuk menutupi celana robeknya. Kedua, rambut. Ketiga... presentasi!
Joko melirik jam dinding. Waktu berjalan cepat, dan dia tahu satu jam tidak cukup untuk memperbaiki semua bencana ini. Namun, di tengah keputusasaannya, tiba-tiba ia mendapat ide.
"Mungkin ini solusinya," gumam Joko sambil melirik ke arah Milo, si kucing yang entah bagaimana berhasil menyelinap ke dalam kantor lagi, duduk di atas meja dengan santai.
Joko segera menyusun rencana darurat yang, meskipun terdengar aneh, mungkin adalah satu-satunya cara untuk keluar dari kekacauan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H