Mohon tunggu...
SUHAM CAHYONO
SUHAM CAHYONO Mohon Tunggu... Penulis - Berfilsafat untuk Menemukan Jati Diri

Mahasiswa Pascasarjana pada program studi Magister Akuntansi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Financial

Dari Stagnasi ke Inovasi, Peran Keuangan Berkelanjutan dalam Menghindari Jebakan Ekonomi

22 September 2024   13:19 Diperbarui: 22 September 2024   13:23 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sisi lain, internalisasi eksternalitas memiliki manfaat yang signifikan. Dengan mengadopsi pendekatan ini, lembaga keuangan dan perusahaan dapat memperbaiki dan memperkuat kepercayaan publik mereka. Hal ini merupakan langkah penting untuk mengelola risiko reputasi dan menunjukkan komitmen terhadap prinsip-prinsip keberlanjutan, yang pada akhirnya akan mendukung keberlangsungan dan kinerja jangka panjang mereka di pasar.

Resesi ekonomi global, meskipun sering dianggap sebagai tantangan berat, sebenarnya menyimpan peluang yang signifikan bagi berbagai negara. Ketika dunia menghadapi krisis ekonomi, ini bisa menjadi kesempatan bagi negara-negara untuk memperbaiki struktur ekonomi mereka, dengan fokus pada tujuan jangka panjang dan regenerasi ekonomi yang lebih hijau. 

Namun, penting untuk diingat bahwa peluang dalam proyeksi krisis global tidak boleh dianggap remeh; mereka juga berpotensi menjadi ancaman serius bagi ekosistem ekonomi suatu negara. Untuk memanfaatkan peluang ini secara optimal, negara dan seluruh elemen dalam masyarakat perlu mengevaluasi berbagai dimensi dari resesi, baik dari sisi positif maupun negatif. Pandangan yang menyeluruh dan bijaksana dapat membantu dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 

Di sisi lain, tantangan yang muncul dari resesi global dapat menjadi jauh lebih besar jika negara tidak memiliki kebijakan dan strategi yang tepat. Oleh karena itu, dalam menghadapi resesi global, keterampilan dalam menilai dan memanfaatkan potensi yang ada sangatlah penting. Secara keseluruhan, resesi ekonomi global menawarkan dua perspektif: peluang untuk perbaikan dan tantangan yang harus dihadapi. Kunci untuk sukses terletak pada kemampuan negara untuk melihat dan menavigasi kedua aspek ini dengan cermat dan strategis.

Menghadapi tantangan transisi keuangan berkelanjutan di tengah ancaman resesi global tidak boleh menjadi alasan untuk menghentikan langkah pertumbuhan ekonomi kita. Ancaman resesi global, yang telah menjadi topik perdebatan sejak awal September 2022, seharusnya mendorong Indonesia untuk terus menyusun kebijakan dan strategi yang relevan. Pada tahun 2023, negara ini harus mampu menavigasi tantangan tersebut dengan kebijakan yang tepat agar transisi dari ekonomi linear ke ekonomi sirkular dapat tercapai dan memberikan dampak positif bagi seluruh lapisan masyarakat.

Rekomendasi Kebijakan

Untuk memaksimalkan manfaat dari resesi global dan mengurangi dampak negatifnya, beberapa kebijakan strategis perlu diterapkan. Pertama, investasi dalam infrastruktur hijau harus menjadi prioritas utama, dengan fokus pada proyek-proyek energi terbarukan, transportasi berkelanjutan, dan pengelolaan sumber daya alam yang efisien. Ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja baru tetapi juga mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon. 

Selain itu, pemerintah harus melakukan reformasi kebijakan ekonomi untuk meningkatkan ketahanan, termasuk mengoptimalkan pengeluaran publik dan memperbaiki sistem perpajakan. Dukungan bagi UMKM, yang sering kali menjadi sektor yang paling terpengaruh selama resesi, juga krusial; subsidi, akses mudah ke pembiayaan, dan bantuan teknis dapat membantu mereka bertahan dan berkembang. Investasi dalam pendidikan dan pelatihan tenaga kerja penting untuk meningkatkan daya saing dan mempersiapkan masyarakat untuk pekerjaan di sektor-sektor baru. 

Selain itu, perencanaan dan manajemen risiko harus diperkuat melalui penyusunan rencana darurat yang komprehensif dan penciptaan buffer ekonomi. Kolaborasi internasional juga sangat penting, karena resesi global mempengaruhi banyak negara secara bersamaan; negara-negara perlu berbagi informasi, pengalaman, dan solusi inovatif. Terakhir, promosi inovasi dan teknologi dapat mempercepat pemulihan ekonomi dengan mendukung riset dan pengembangan serta mempermudah akses ke teknologi canggih. 

Dengan menerapkan kebijakan-kebijakan ini, negara dapat menghadapi tantangan resesi global secara lebih efektif dan memanfaatkan peluang untuk membangun ekonomi yang lebih kuat, inklusif, dan berkelanjutan di masa depan. Rekomendasi akhir dari analisis ini adalah perlunya kerja sama yang erat dan tanggung jawab bersama dalam mengoptimalkan fungsi dan tugas masing-masing lembaga. 

Sinergi antara lembaga negara harus diprioritaskan, dengan menghindari faktor-faktor yang dapat menghambat kolaborasi. Dengan pendekatan ini, Indonesia dapat meningkatkan peluang pertumbuhan ekonominya, bahkan di tengah ancaman resesi global yang mengancam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun