Pembangunan berkelanjutan adalah konsep integral yang menggabungkan tiga aspek utama: ekonomi, sosial, dan lingkungan. Saat ini, kita menghadapi sejumlah tantangan signifikan dalam mencapai keberlanjutan.Â
Dalam ranah lingkungan, masalah seperti perubahan iklim, perubahan penggunaan lahan, kehilangan keanekaragaman hayati, dan penurunan sumber daya alam mengancam kestabilan sistem Bumi kita. Di sisi sosial, kemiskinan, kelaparan, dan kekurangan akses terhadap perawatan kesehatan memaksa banyak orang hidup di bawah standar minimum yang layak.Â
Pembangunan berkelanjutan bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan generasi sekarang tetapi juga memastikan bahwa generasi mendatang akan memiliki akses yang sama terhadap sumber daya penting, seperti makanan, air, perawatan kesehatan, dan energi.Â
Ini berarti kita harus memikirkan cara-cara untuk menjaga keseimbangan dalam proses sistem Bumi agar tidak tertekan lebih jauh. Dengan kata lain, pembangunan berkelanjutan menuntut kita untuk mengelola sumber daya dengan bijaksana dan adil, sehingga kita dapat memastikan kualitas hidup yang baik untuk semua tanpa mengorbankan masa depan planet kita.
Â
Mengapa Keuangan Harus Berkontribusi pada Pembangunan Berkelanjutan?
Keuangan memiliki peran krusial dalam pembangunan berkelanjutan, karena tugas utamanya adalah mengalokasikan dana ke sektor-sektor yang paling produktif. Sebagai penggerak utama investasi, keuangan dapat menjadi kekuatan pendorong dalam transisi menuju ekonomi yang lebih rendah karbon dan sirkular.Â
Dalam konteks ini, keuangan berkelanjutan menawarkan pandangan tentang bagaimana investasi dan pinjaman dapat berinteraksi dengan isu-isu ekonomi, sosial, dan lingkungan. Keuangan bukan hanya soal alokasi dana, tetapi juga tentang membuat keputusan strategis yang mengakomodasi tujuan-tujuan berkelanjutan. Ini termasuk memilih investasi yang mendukung praktik bisnis yang ramah lingkungan dan sosial. Dengan memberikan pengaruh kepada perusahaan melalui investasi, investor jangka panjang dapat memandu perusahaan menuju praktik yang lebih berkelanjutan.Â
Selain itu, keuangan berperan penting dalam penetapan harga risiko, yang membantu menangani ketidakpastian terkait masalah lingkungan, seperti dampak emisi karbon terhadap perubahan iklim. Dengan demikian, keuangan berkelanjutan dan keberlanjutan itu sendiri saling terkait dalam memandang masa depan. Selama beberapa dekade terakhir, pemikiran tentang keuangan berkelanjutan telah mengalami evolusi signifikan.Â
Fokusnya telah bergeser dari keuntungan jangka pendek menuju penciptaan nilai jangka panjang. Ini menandai perubahan paradigma yang penting, yang menegaskan bahwa masa depan keuangan harus selaras dengan prinsip-prinsip keberlanjutan untuk menciptakan dampak positif yang bertahan lama.
Dalam era Keuangan Berkelanjutan 2.0, lembaga keuangan semakin menyadari pentingnya memasukkan eksternalitas sosial dan lingkungan negatif dalam proses pengambilan keputusan mereka. Di masa depan, dampak dari eksternalitas ini dapat menjadi signifikan, baik dari segi biaya seperti pajak karbon maupun dalam hal reputasi lembaga tersebut.Â
Dengan memperhitungkan eksternalitas ini, lembaga keuangan dapat mengurangi risiko bahwa investasi mereka akan menjadi tidak layak. Risiko ini, secara khusus, terkait dengan jatuh tempo instrumen keuangan; artinya, risiko ini cenderung lebih besar untuk ekuitas (saham) dibandingkan dengan utang (obligasi dan pinjaman).Â