Oleh karena itu, negara dan segala elemen didalamnya harus melihat berbagai dimensi baik secara positif maupun negatif. Pada akhirnya, dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Di samping itu, tantangan adanya resesi global bukan tidak dapat terjadi, tantangan bisa saja menjadi berkali-kali lipat ketika negara tidak dapat memiliki proyeksi kebijakan dan strategi yang tepat, baik guna dan sasaran. Dengan demikian,, peluang dan tantangan dengan adanya resesi global ada dua perspektif yang dapat terjadi dan tidak dapat terjadi, dimana kelihaian dalam melihat setiap potensi sangat diperlukan.
Akhir kata dari saya, tantangan transisi dari keuangan berkelanjutan di tengah ancaman resesi global bukan berarti dapat menghambat proses pertumbuhan ekonomi kita menjadi diam di tempat. Melainkan, dengan adanya ancaman resesi global yang telah diperdebatkan sejak awal September 2022, Indonesia harus dapat terus menghasilkan kebijakan dan strategi yang dapat memainkan peranannya di tengah ancaman resesi global di tahun 2023. Dengan demikian, transisi dari ekonomi linear menjadi sirkular ekonomi dapat terjadi dan menghasilkan efek positif bagi seluruh elemen bangsa. Rekomendasi akhir dari tulisan ini adalah diperlukan kerja sama yang erat dan saling bertanggung jawab untuk mengembang tugas dan fungsi kelembagaan masing-masing, dengan tidak mengdepankan urusan yang dapat menghambat terjadi sinergisasi antara lembaga negara, sehingga dapat meningkatkan peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia sekalipun dalam kondisi ancaman resesi global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H