Mohon tunggu...
SUHAM CAHYONO
SUHAM CAHYONO Mohon Tunggu... Penulis - Berfilsafat untuk Menemukan Jati Diri

Mahasiswa Pascasarjana pada program studi Magister Akuntansi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Era Sustainable Finance: Urgensi, Tren, dan Makna Filosofi

18 April 2022   22:26 Diperbarui: 21 April 2022   15:51 5498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ekonomi dunia mengalami beberapa kali gejolak, tren ini terjadi ketika isu COVID-19 pertama kali muncul dan tersebar luas di berbagai pelosok dunia. Sebuah manifestasi pandemi COVID-19 adalah meningkatkan sikap awareness bagi setiap komponen bangsa di berbagai negara, tak terkecuali bangsa Indonesia"

Sahabat sang pelukis, salam saya sampaikan kepada Anda semua yang masih setia membaca tulisan pendek, perenungan hati dan pikiran dari berbagai kehidupan kita. 

Sudah hampir 6 bulan lamanya, saya tidak menulis artikel di blog saya ini, disebabkan karena saya sedang mendapatkan tugas dari kampus untuk melaksanakan projek ekonomi berkelanjutan, yaa mungkin sebagian dari kita berpikir, emangnya apa bedanya dengan ekonomi pada umumnya. 

Ekonomi berkelanjutan merupakan induk kemajuan dari ekonomi suatu bangsa, hal ini pernah di tegaskan oleh Menteri Keuangan RI, yang menjelaskan bahwa perekonomian suatu negara akan maju apabila tren perkembangan dan pertumbungan ekonomi tersebut berfokus pada nilai-nilai berkelanjutan.

lantas, apa bedanya dengan ekonomi pada umumnya, Sahabat sang pelukis, ekonomi secara umum yang kita ketahui baik melalui pendidikan formal atau non formal, merupakan ekonomi yang berfokus pada tujuan jangka pendek. Negara sangat memerlukan ekonomi yang mampu bertahan di tengah badai ekonomi dunia. 

Saat ini kita tengah berhadapan dengan krisis ekonomi global sebagai implus negatif dari pandemi COVID-19 yang telah mengancam negara di berbagai belahan dunia. Ketika suatu negara tidak dapat mengendalikan perekonomiannya secara berkepanjangan maka negara tersebut lambar laun akan collapse (mengalami kebangkrutan), krisis ekonomi atau moneter.

Sahabat sang pelukis, saya mengawali tulisan saya ini dengan mengedepankan fenomena di Indonesia saat ini yang sedang hangat terjadi. Tren ekonomi di Indonesia selama Pandemi COVID-19 tercatat mengalami peningkatan yang signifikan, terutama sektor ekonomi non formal layaknya UMKM.

Isu ini telah menggelitiki pikiran saya, hingga pada akhirnya saya memutuskan untuk melakukan kajian dan riset di bidang ekonomi berkelanjutan (selanjutnya kita sebut sebagai sustainable finance/SF). Sustainable finance merupakan topik yang hangat dan menjadi perbincangan di kalangan akademisi, praktisi, bahkan pemerintah. 

Hal ini disebabkan daya tahan ekonomi menjadi lebih kuat dan elastis ketika di terjang oleh gempuran krisis ekonomi dunia. Kembali pada topik saya diawal, bagaimana lantas dengan tren dan makna filosofis dari SF ini? Keuangan memainkan peran penting dalam mempercepat transisi menuju ekonomi dan masyarakat yang lebih berkelanjutan. 

Misalnya, investasi tambahan yang signifikan dalam infrastruktur energi bersih diperlukan untuk memenuhi permintaan energi yang terus meningkat dan untuk mengatasi ancaman perubahan iklim. Instrumen keuangan baru seperti obligasi hijau dan obligasi karbon terkait indeks dapat membantu memacu transisi menuju ekonomi rendah karbon. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun