Mohon tunggu...
Suhaimi Arza
Suhaimi Arza Mohon Tunggu... Guru - Guru, Dai dan Pemerhati Pendidikan

Guru dan Sekaligus Fasilitator Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Timphan Asoe Kaya Kueh Tradisi Lebaran di Aceh

21 April 2023   15:13 Diperbarui: 21 April 2023   15:21 1560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap lebaran baik  idul fitri maupun idul adha di Aceh khusunya selalu ada makanan yang wajib disedikan oleh pemilik rumah untuk dihidangkan kepada tamu maupun disiapkan sebagai menu bersama  keluarga di rumah.

Makanan atau kueh yang setiap moment lebaran ada diolah oleh ibunda tercinta  yang dibantu oleh kakak adalah timphan asoe kaya, makanan tersebut berbeda dengan yang lain, untuk timphan tidak boleh dibeli melainkan harus buat sendiri bersama keluarga dimalam lebaran atau malam takbiran.

Dari kecil saya telah merasakan nikmatnya timphan asoe kaya  buatan mamak, dari tekstul tepung yang sudah dipleh sangat lembut, telur yang sudah direbus menjadi isi juga sangat nikmat, membuat saya selalu ingin ada dekat orang tua apalagi pada moment lebaran.

Kenapa dinamakan timphan asoe kaya ? dan kenapa setiap lebaran harus ada itu kueh sehingga sudah mengakar dan menajdi tradisi budaya orang aceh setiap hari lebaran wajib peget timphan . 

Sejarah pasti asal-usul kue timphan tidak diketahui secara  pasti, namun ada beberapa versi cerita yang berkembang di masyarakat Aceh. Salah satu cerita yang diceritakan adalah bahwa kue timphan berasal dari zaman Kesultanan Aceh Darussalam pada abad ke-16.

Menurut cerita tersebut, pada masa itu terdapat seorang pangeran yang sangat menyukai kue ketan. Ia memerintahkan para juru masak istananya untuk membuatkan kue ketan yang berbeda dari biasanya. Akhirnya, para juru masak membuat kue timphan yang terdiri dari tepung ketan yang didalamnya disi dengan telur merah yang sudah dioleh, kueh tersebut  dibungkus daun pisang, dan dikukus hingga menjadi menyatu setiap adonan didalam daun pisang.

Kue timphan asoe kaya kemudian menjadi populer di kalangan istana dan lambat laun menyebar ke masyarakat umum di Aceh. Kini, kue timphan menjadi salah satu makanan tradisional yang masih populer di Aceh dan sering dihidangkan dalam acara-acara adat maupun keagamaan.

Berdasarkan cerita diatas nama asoe kaya adalah kueh yang khusus ada pada orang kaya atau berada, kalangan istana sudah pasti orang yang berada dan timphan apda saat itu hanya ada didalam istana sehingga masyarakat pada ketika mencicpinya langsung menamakan kueh tersebut dengan sebutan timphan asoe kaya  (kueh yang hanya ada pada orang kaya).

Kue timphan asoe kaya sering dihidangkan pada saat Hari Raya Idul Fitri di Aceh karena memiliki makna dan simbolisme yang penting dalam budaya masyarakat Aceh.

Pada saat lebaran, masyarakat Aceh biasanya merayakan dengan menyajikan berbagai jenis makanan khas Aceh, termasuk kue timphan asoe kaya. Kue timphan memiliki bentuk tipis persegi panjang yang melambangkan tauhid atau keyakinan kepada Tuhan yang Esa. Selain itu, bungkusan daun pisang yang digunakan untuk membungkus kue timphan melambangkan kebersamaan dan kerukunan antarwarga dalam menjalin silaturahmi dan memperkuat tali persaudaraan.

Selain itu, kue timphan juga dianggap sebagai simbol kemenangan atau sukses dalam hidup. Bentuk panjang  yang  dibalut dalam daun pisang melambangkan kemajuan atau keberhasilan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti karier, pendidikan, dan keuangan. Oleh karena itu, kue timphan asoe kaya  sering dihidangkan pada saat lebaran sebagai bentuk syukur atas segala kesuksesan dan keberhasilan yang telah diraih selama setahun dan sebagai bentuk  ungkapan rasa kebersamaan serta solidaritas antarwarga Aceh.

kueh Timphan Asoe kaya (cookpad.com)
kueh Timphan Asoe kaya (cookpad.com)

Berikut  ini bahan bahan untuk membuat timphan asoe kaya : 

  • sediakan tepung ketan secukupnya
  • Satu buah  labu kuning/tanah
  • munjung tepung beras
  • Kepala santan kental
  • gula pasir secukupnya 
  • Isi telur merah  ayam
  • lembar daun pandan
  • Secukupnya minyak
  • Secukupnya daun pisang

Sedangkan cara membuatnya adalah sebagai berikut :


Siapkan wadah stainless atau tahan panas lainnya kemudian kocok 10  butir telur merahnya  dan 250 gr gula pasir menggunakan mixer.

Setelah itu dalam wadah lain campurkan santan, perasan pandan dan 150 gr tepung terigu untuk dikocok terpisah dengan adonan telur tadi.

Panaskan air dalam wajan diatas kompor kemudian masukkan wadah berisi kocokan telur tadi, masak sambil diaduk perlahan hingga menajdi seperti agar agar yang keras. untuksrikayanya sudah siap.

Selanjutnya dilanjutnya dengan pembuatan  adonan tepung terigu dengan dicampurkan labu yang sudah direbus,  santan, susu, dan beberapa telur agar tektur tepung menjadi lembut lalu aduk kembali hingga rata dan pastikan tidak ada gumpalan-gumpalan yang tersisa. selesai diamkan selama 10 menit.

Siapkan bahan-bahan untuk membungkus timphan seperti daun pisang yang dipotong-potong menjadi beberapa lembar dengan ukuran khas untuk membalut timphan.

Ambil 1 lembar daun pisang yang sudah dipotong-potong lalu oleskan sedikit minyak sayur agar jangan melekat tepung dengan daun pisangnya,  kemudian ambil dan pipihkan adonan tepung ketan diatas daun pisang dan tambahkan adonan srikaya diatas adonan tepung tersebut.

Setelah itu bungkus dan lipat memanjang adonan tersebut, lakukan hingga adonan habis.
Siapkan panci kukusan lalu kukus timphan hingga matang kurang lebih 45 menit.

Timphan untuk hari raya siap disajikan dan dinikmati bersama keluarga maupun para tamu yang berkunjung ke rumah kita.

Selamat mencoba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun