Setiap lebaran baik  idul fitri maupun idul adha di Aceh khusunya selalu ada makanan yang wajib disedikan oleh pemilik rumah untuk dihidangkan kepada tamu maupun disiapkan sebagai menu bersama  keluarga di rumah.
Makanan atau kueh yang setiap moment lebaran ada diolah oleh ibunda tercinta  yang dibantu oleh kakak adalah timphan asoe kaya, makanan tersebut berbeda dengan yang lain, untuk timphan tidak boleh dibeli melainkan harus buat sendiri bersama keluarga dimalam lebaran atau malam takbiran.
Dari kecil saya telah merasakan nikmatnya timphan asoe kaya  buatan mamak, dari tekstul tepung yang sudah dipleh sangat lembut, telur yang sudah direbus menjadi isi juga sangat nikmat, membuat saya selalu ingin ada dekat orang tua apalagi pada moment lebaran.
Kenapa dinamakan timphan asoe kaya ? dan kenapa setiap lebaran harus ada itu kueh sehingga sudah mengakar dan menajdi tradisi budaya orang aceh setiap hari lebaran wajib peget timphan .Â
Sejarah pasti asal-usul kue timphan tidak diketahui secara  pasti, namun ada beberapa versi cerita yang berkembang di masyarakat Aceh. Salah satu cerita yang diceritakan adalah bahwa kue timphan berasal dari zaman Kesultanan Aceh Darussalam pada abad ke-16.
Menurut cerita tersebut, pada masa itu terdapat seorang pangeran yang sangat menyukai kue ketan. Ia memerintahkan para juru masak istananya untuk membuatkan kue ketan yang berbeda dari biasanya. Akhirnya, para juru masak membuat kue timphan yang terdiri dari tepung ketan yang didalamnya disi dengan telur merah yang sudah dioleh, kueh tersebut  dibungkus daun pisang, dan dikukus hingga menjadi menyatu setiap adonan didalam daun pisang.
Kue timphan asoe kaya kemudian menjadi populer di kalangan istana dan lambat laun menyebar ke masyarakat umum di Aceh. Kini, kue timphan menjadi salah satu makanan tradisional yang masih populer di Aceh dan sering dihidangkan dalam acara-acara adat maupun keagamaan.
Berdasarkan cerita diatas nama asoe kaya adalah kueh yang khusus ada pada orang kaya atau berada, kalangan istana sudah pasti orang yang berada dan timphan apda saat itu hanya ada didalam istana sehingga masyarakat pada ketika mencicpinya langsung menamakan kueh tersebut dengan sebutan timphan asoe kaya  (kueh yang hanya ada pada orang kaya).
Kue timphan asoe kaya sering dihidangkan pada saat Hari Raya Idul Fitri di Aceh karena memiliki makna dan simbolisme yang penting dalam budaya masyarakat Aceh.
Pada saat lebaran, masyarakat Aceh biasanya merayakan dengan menyajikan berbagai jenis makanan khas Aceh, termasuk kue timphan asoe kaya. Kue timphan memiliki bentuk tipis persegi panjang yang melambangkan tauhid atau keyakinan kepada Tuhan yang Esa. Selain itu, bungkusan daun pisang yang digunakan untuk membungkus kue timphan melambangkan kebersamaan dan kerukunan antarwarga dalam menjalin silaturahmi dan memperkuat tali persaudaraan.