Persepsi
Masih dari buku Writerpreneurship, saya belajar juga soal persepsi seorang (calon) penulis. Hal ini yang membedakan antara penulis profesional dan mereka yang menjadikan menulis sekedar mengisi waktu belaka. Mereka yang menganggap menulis sekadar untuk mengisi waktu, tidak akan punya deadline. Proses kreatif baru dilakukan setelah aktfitas utama selesai dilakukan, seperti bekerja, mengurus anak, kuliah dan sebagainnya. Tak ada keseriusan untuk mengolah tulisan secara matang hingga menjadikannya menjadi berkualitas dan layak dipublikasikan secara komersil.
Namun mereka yang profesional menganggap menulis adalah pekerjaan. Karena mereka bekerja maka hasil terbaiklah yang mesti diberikan pada pembaca.
Oleh sebab itu mereka melakukan riset dengan matang, banyak membaca bahan baik dari buku, koran atau media online. Naskah diolah dengan tidak terburu-buru karena yang hendak dicapai bukan hanya kuantitas tapi juga kualitas. Target harus dipenuhi tepat pada waktunya, deadline tak bisa ditunda tunda dan ditawar lagi
Para profesional adalah mereka yang sukses mengenyahkan macam- macam alasan seperti tidak mood lah, banyak pekerjaan lah, capek lah, sedang mengalami writing block lah. Lantas menggantinya dengan karya terbaik yang sebelumnya telah dikristalkan melalui proses riset yang baik.
Selain itu mereka kapabel di segala bidang. Artinya baik tulisan fiksi ataupun ilmiah dapat dikuasai. Dengan begitu kesempatan berkarya menjadi lebih terbuka.
Dengan masih banyak keterbatasan dan kekuarangan, nyatanya saya memang harus banyak baca buku tips nulis. Kalau saya sendiri selama ini belajar nulis dari proses learning and doing. Berjalan begitu saja. Prosesnya cuma dari jalur coba dan gagal. Kalau gagal ya coba lagi, kalau gagal lagi ya coba lagi, begitu terus. Kadang nyerah, kadang bisa bertahan.
Jadi kalau ditanya soal teori nulis saya sendiri nggak tahu teori menulis. Namun pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan kalau membaca karya penulis semisal buku witerpreneur banyak membantu untuk terus berkembang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H