Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Shaum Hari Kedua, Peduli Tetangga, dan Akhlak Rasulullah

2 April 2022   15:00 Diperbarui: 2 April 2022   15:04 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tunggu. . . ., ohh, apa ini? Tunggu. . . .  !"

Dari dapur isteri Mang Baban membawa serenteng  rantang, yang berisi nasih, sayur, lauk, dan sambal ala kadarnya.

"Aku juga punya rezeki untukmu, Bang Wildan. Terimalah. Lumayan untuk berbuka nanti. . . . . !" ujar Mang Baban Sobandi.

Lelaki bermarga asal Sumut itu tercengang. Dan seketika matanya berkaca-kaca. zLembut betul hatinya. Konon dulu ia seorang berandalan dengan segenap perilaku buruknya. Tapi kemudian berubah haluan, dan melalui bergulatan tak ringan, menjadi seperti sekarang ini.  

"Terima kasih, ini rezeki Allah lewat tanganmu. Semoga kita akan seterusnya menjadi tetangga yang saling peduli. Mungkin, seperti kata agama, melebihi kasih-sayang saudara kandung. . . . !" gumam Bang Wildan seraya menerima rentengan rantang itu untuk pulang.

*

Mak Jumilah tersenyum membaca tiap kata pada tulisan suaminya, Bang Brengos. Secangkir kopi hiam panas sudah disiapkannya. Kebetulan Bang Brengos meninggalkan laptop-nya, itu kesempatan Mak Jumilah membaca tulisan suaminya.m

"Ini cerita nyata, atau fiksi, Bang?"

"Bisa jadi ceria nyata. Tapi supaya tidak menyinggung perasaan pembaca, ya sebaiknya diperfiksi saja. Supaya tidak terkesan menggurui," jawab Bang Brengos ketika kembali dengan membawa selembar koran.

"Terus cerita apa yang dipendam Mang Baban, yang diucapkannya dalam hati?"

Bang Brengos tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun