Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenalnya sebagai penceramah, ustaz, dai, mubaligh, ajengan, kyai, dan guru agama. Ada banyak ragam gaya dan strategi dakwah mereka. Salah satunya, yang lemah-lembut, santun, dengan tutur kata menyejukkan, tidak merasa diri paling benar dan bahkan merasa diri tidak berbeda dibandingkan jemaah, memberi keteladanan, ramah dan rendah hati, dan terlebih juga berilmu agama mumpuni.
Mungkin ustaz dengan gaya tersebut tidak banyak, tidak popular, jauh dari penampakan seorang selebritis, dan sangat menyukai kedamaian-kerukunan-kebahagiaan bersama. Tetapi penceramah agama seperti ini, di mana dan kapan pun selalu membawa kesejukan, banyak dirindukan.
"Zaman kita ini terasa sekali umat sangat diistimewakan..." celetuk Bang Salmin ketika berpapasan dengan tetangga RT yang berjalan buru-buru jelang salat Subuh. Saat itu Bang Salmin ingat hadis dari Ibnu Majah, "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap individu muslim."
"Alhamdulillah. Tapi istimewanya di mana?" tanya Mas Wahdi penasaran.
"Ke mana pun kita menghadap tidak sulit mendapatkan tausiah dan ceramah agama. Radio, televisi, media online, koran, buku, selebaran, dan banyak lagi..." sambung Bang Salmin. "Bahkan smartphone yang kita bawa ke mana-mana pun menyajikan banyak pilihan penceramah maupun pengajian...!"
"Betul. Saat ini tidak ada alasan orang buta agama. Tetapi bersikap kritis mutlak perlu. Jangan justru menjadi teroris semata karena mau cari jalan pintas...!" jawab Mas Wahdi yang rupanya sepemikiran dengan Bang Salmin.
*
Sudah pasti kebanyakan orang menyukai Ustaz yang membawakan dan materi ceramahnya menyejukkan. Materi yang memberi jalan keluar atas permasalahan yang ada, bukan sekadar menyalahkan lalu menghujat. Bukan yang justru suka memperkeruh suasana, mengadu-domba, mencari-cari pembenaran demi kepentingan-golongan-parpol-ormas dan kumpulannya sendiri.
Bu Salamah dan Bang Salmin bertemu di rumah. Ya, keduanya memang suami-isteri. Kemarin sore mereka menyimak ceramah agama di layar tv dengan salah satu materi penting: "Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat" (HR. Bukhari).
Suami-isteri itu selalu merindukan ceramah di layar tv yang menyejukkan. Sebab khalayaknya beragam, dan bisa jadi berbeda-beda mashab maupun pandangannya. Â Mudah-mudahan para Ustaz yang sering muncul di layar televisi sudah memenuhi standardisasi kompetensi Dai di lembaga penyiaran. Sumber
Semoga Ramadan di tengah pandemik Covid-19 tahun ini segenap warga bangsa tetap dalam rahmat dan lindungan-Nya. Aamiin. Wallahu a'lam. ***