Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berbagi Makan Gratis, Juga Berbagi Literasi

31 Oktober 2020   20:58 Diperbarui: 31 Oktober 2020   21:07 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makanan merupakan kebutuhan pokok. Di tengah kesulitan berbagai kalangan lantaran pandemi virus korona uluran tangan orang-orang mampu dan berpunya sangat diharapkan. Setelah Pemerintah mengucurkan berbagai program untuk membantu warga masyarakat, banyak pula warga saling peduli dan saling bantu.

Menyebarluaskan kebaikan dan berita baik pastilah termasuk dalam kategori itu. Orang-orang yang peduli, yang menyebarkan adanya makanan gratis di Surabaya, maupun warung gratis di Klaten, kiranya tak lepas dari saling peduli dan saling bantu itu.

Akhirnya bukan hanya satu keluarga dan satu paguyuban itu yang merasa terpanggil berbuat baik, melainkan juga keluarga lain, juga peguyuban maupun perkumpulan lain. Kelangsungan kegiatan dua pihak itu memang mendapat bantuan orang pihak lain. 

Dengan kata lain, adanya sarana komunikasi WhatsApp, maupun platform media sosial berupa facebook, instagram, twitter dan lainnya; harus dimaksimalkan untuk tujuan baik.

Hal itu sekaligus menangkal banyaknya penggunaan media serupa orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Orang-orang kriminal, atau orang-orang yang berambisi politik tertentu dengan menghalalkan segala cara.

Orang-orang yang menghasut khalayak agar ber-demo rusuh juga memanfaatkan sarana komunikasi maupun media sosial yang sama. Mereka menyalanggunakan kemajuan teknologi untuk merusak, baiak sarana umum maupun akhlak. Tindakan bejat seperti itu harus dilawan.

Dan cara yang sangat terpuji dalam melawan, yaitu dengan berbuat sebaliknya. Meski gratis, tidak ada yang membayar. Tidak berharap imbalan selain demi kebaikan. Jangan gunakan kemajuan teknologi-komunikasi selain untuk kemaslahatan dan kesejahteraan umat.

*

Literasi, Hati Nurani

Dari makanan dan warung gratis banyak orang mendapatkan asupan bergizi. Para pelaksana gratis itu menjanjikan menu yang selalu berbeda dan bervariasi, agar "konsumen" tidak bosan.

Demikian pun tuntutan kepada orang-orang di belakang layar untuk menyebarkan kebaikan itu. Yaitu orang-orang yang membuat komentar-opini maupun liputan, dan kemudian mengunggah, atau sekadar meresposting konten yang sama. Bikin sajian yang tidak membosankan. Ambil sisi unik dan menarik agar orang tertarik untuk membaca-merenungi dan pada akhirnya terpanggil untuk melakukan kebaikan pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun