Tetapi agaknya --sayang sekali- bau busuk lebih cepat menyebar dan mudah diingat, menutupi bau wangi yang susah-payah diperjuangkan. Kapolri harus bekerja keras agar bau busuk tidak malah bertambah dan merajalela.
*
Demikian pun secara umum tugas Kapolri untuk membenahi jajarannya memang tidak mudah. Terlalu banyak celah dan lubang harus ditambal agar penyelewengan dan praktik tidak terpuji dapat dikurangi, dan bila mungkin ditiadakan.
Tentu tuntutan serta keteladanan dari Kapolri serta para petinggi Polri menjadi syarat mutlak. Demikian pun keduanya harus diseimbangkan. Memang tidak mudah. Apalagi  jumlah personil Polri hingga akhir 2019 lalu mencapai 470,4 ribu orang.
Kasihan anak-isteri/suami di rumah bila para anggota Polisi (maupun Polwan) menjual integritas sebagai pengayom dan pelayan masyarakat dengan harga murah. Menjual, untuk praktik di luar tugas dan fungsi mereka.
Cermin buruk perilaku oknum bernama Bripka JH, Irjen Napoleon Bonaparte, dan Brigadir DY (menyebut beberapa kasus saja) harus dijauhkan, dihindari, dan tidak boleh terulang. Bila tidak, bakal malu dan menyesal nanti orang-orang yang punya keluarga anggota Polri.
*
Mudah-mudahan kasus Bripka JH, Irjen Napoleon Bonaparte, maupun Brigadir DY segera terungkap tuntas.
Masyarakat luas berharap hal-hal baik di negeri ini. Bukan hanya pada institusi kepolisian, tetapi juga pada semua institusi yang ada. Â Wallahu a'lam. ***
Sekemirung, 24 Oktober 2020 / 7 Rabi'ul Awal 1442
Jangan lewatkan tulisan menarik lain:
demo-tuntut-pembebasan-sapto-dan-rohmad-di-klaten
terlepas-beban-kerja-senangnya-jadi-pensiunan
cerpen-terjebak-di-tengah-demo
tunggu-bakal-ada-nyanyian-irjen-pol-napoleon-bonaparte