Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Terlepas Beban Kerja, Senangnya Jadi Pensiunan

21 Oktober 2020   17:32 Diperbarui: 22 Oktober 2020   03:47 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin yang masih sibuk tampak bersemangat dan kerja keras seperti ketika belum pensiun. Kebanggaan dan kesenangan pasti sangat dirasakan dan dinikmatinya.

Barangkali mereka mengikuti pendapat: semasa hidup tidak ada kata pensiun. Sebab dengan pensiun (yang diartikan tidak mengerjakan apa-apa lain selain beristirahat dan sedikit aktivitas lain: olahraga, ibadah, beberapa urusan rumah tangga) yang didapat hanya kebosanan, kesehatan cepat menurun, dan pasti pendapatan jauh berkurang (kecuali pensiunan yang punya banyak tabungan dan investasi).

Sebaliknya mereka yang memilih pensiun dan fokus menghadapi kehidupan pada alam berikutnya (alam barzah dan akhirat) punya pendapat berbeda: bekerja itu (biasanya hanya) mengejar kepemilikan dan kebahagiaan dunia/keduniaan. Padahal dunia tak akan ada habis-habisnya dikejar. Itu sebabnya sisakan waktu mengejar akhirat. 

*

Umur dunia ini pendek, sedangkan akhirat (ke mana akhirnya setiap orang dan mahluk hidup menuju) selama-lamanya. Maka janganlah terlalu gampang dipermainkan dunia.

Tenaga melemah, fungsi anggota tubuh berkurang, daya pikir dan ingat mengendor, dan penyakit bermunculan. Maka bersiap-siap untuk berangkat ke negeri jauh perlu segera dilakukan. Termasuk persiapan bekal amal-ibadah yang diperlukan.

Ah ya, itulah nasihat saya kepada diri sendiri. Nasihat untuk menafakuri umur yang terus bertambah, dan kian senja sebagaimana sunatullah.

Saya memilih pensiun dengan sekadar menulis. Biarlah ganti orang-orang muda bekerja, pensiunan minggir. Sambil menikmati masa pensiun mudah-mudahan diberi mudah dan senang mendapatkan keridhoan-Nya. Wallahu a'lam bish-shawab. ***

Sekemirung, 20 Sept -- 21 Okt 2020
(Menafakuri usia 63 tahun dan syukur kepada-Nya)

Baca juga tulisan menarik lain:
Cerpen: Terjebak di Tengah Demo
Tunggu,Bakal Ada Nyanyian Irjenpol Napoleon Bonaparte
Gigih untuk Kabur, Terpidana Mati Cai Changpan Memilih Gantung Diri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun