Sebaliknya suami harus tahu diri untuk berusaha keras bekerja, untuk menafkahi keluarga. Meski harus menjadi kuli panggul, buruh bangunan, pengamen, dan pedagang asongan. Asalkan halal. Tidak malah tergantung pada ekonomi isteri dan orang tuanya. Apalagi "memeras" harta mertua.
Tapi nasi sudah jadi bubur. Tidak mudah memperbaikinya. Bagi Maryati, lebih baik bercerai daripada bersuamikan Mukidi.
*
Itu salah satu sebab kasus perceraian kian marak. Terutama gugat cerai. Mereka sampai antri untuk mendaftar dan proses pengurusannya. Sampai jadi viral dan trending, mungkin para jurnalis keheranan atas fenomena itu.
Nah, mudah-mudahan bermanfaat. Meski sulit mestinya tiap pasangan berjuang keras untuk menghindari perceraian. Sangat rugi bila seseorang meninggal dengan status janda atau duda cerai. Sangat merugi, bila seseorang memilih bercerai kemudian menikah lagi dan mendapatkan pasangan baru yang jauh lebih buruk perangainya. Mohon maaf lebih dan kurangnya. pernikahan
Wallahu a'lam. ***
Sekemirung, 20 Setember 2020
(nasihat ala kadarnya untuk 2 keponakan, Firman bin Sudarsono dan Fauzan bin Atta, yang segera melangkah ke gerbang pernikahan)
Ramai Kasus Perceraian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H