Gara-gara seorang prajurit TNI berbohong tak perlu waktu lama satu kawasan di Jaktim pada satu tengah malam lalu mencekam. Kekerasan dan kesadisan serta kebrutalan diperlihatkan dengan tanpa ba-bi-bu. Tak jelas ujung pangkalnya. Terlebih bagi para korban. Sekitar 100 orang memperlihatkan sikap arogan: ngamuk.
Bukan hanya Mapolsek Caracas yang dirusak, melainkan juga sejumlah fasilitas umum dan toko-toko serta fasilias pedagang pada sejumlah ruas jalan. Apapun yang ditemui dirusak dan dicederai, apapun dan siapapun. Bukan hanya warga sipil, melainkan juga polisi.
Awalnya mereka tidak dikenali. Media memberitakan sejumlah prajurit dan warga masyarakat pelakunya. Belakangan terendus pelakunya hanya oknum prajurit TNI. Dan yang lebih mencengangkan, prajurit TNI itu bukan dari Angkatan Darat (dari beberapa kesatuan) saja, teetapi juga prajurit Angkatan Udara (AU) dan Angkatan Laut (AL). Memperhatikan kekompakan dan perencanaannya.
Pemberitaan mutakhir 51 prajurit  yang berasal dari 19 kesatuan telah diperiksa. Dari jumlah 29 prajurit diantaranya menjadi tersangka dan ditahan.
Luar biasa memang bentuk amarah dan dendam kesumat mereka. Celakanya, semua jerih payah dengan mempertaruhkan masa depan karier mereka itu ternyata buah dari kebohongan, alias hoaks. Dan pelaku kebohongan itu tak lain seorang prajurit YNI AD, bernama Prada M. Ilham
Kepada atasan ia mengaku terus terang, bahwa ia mengalami kecelakaan tunggal. Mengendarai sepeda motor, ngebut sendiri, celaka sendiri, dan cedera sendiri. Secara langsung tidak ada peran orang lain.
Tetapi yang mengherankan, kepada rekan seangkatannya Prada M. Ilham mengaku cedera karena dikeroyok. Dengan menggunakan ponsel ia hubungi 27 rekannya. Dan tentu karena jiwa korsa mereka info hoaks itu menyebar. Akibatnya seperti tergambarkan pada alinea awal: amuk, ngamuk, kearoganan yang berlebihan.
Yang tak habis mengherankan, apa kira-kira motif Prada M. Ilham harus berbohong, dan harus pula menghubungi begitu banyak orang? Sangat tidak mungkin kalau ia sedang bercanda. Jangan-jangan ia sedang dalam pengaruh obat-obatan terlarang? Hal terakhir ini masih dalam pemeriksaan.
*
Peristiwa pengeroyokan fiktif serupa pernah terjadi, dan bikin heboh tanah air. Mungkin saja Prada M. Ilham terinspirasi dengan peristiwa itu. Ya, siapa lagi yang tampak memperhahatinkan wajahnya gara-gara operasi plastik tetapi mengaku di depan umum telah dikeroyok sejumlah orang. Siapa?
Namanya sangat terkenal waktu itu. Seorang nenek yang konon dikeroyok tiga orang bertubuh tegap pada satu kawasan di Bandung. Padahal bohong. Ada pantasnya juga sosok terakhir ini berlaku begitu, sebab sebagian kehidupannya tak jauh-jauh dari seni peran, panggung/pentas, dan  hal-hal srupa itu. Tetapi kenapa Prada M. Ilham terpikir mengikuti jejak busuk itu?
Kecelakaan tunggal terjadi, tetapi mengaku dikeroyok. Si nenek sempat dicecar pertanyaan soal kejadian pengeroyokan fiktif yang dialaminya, dan belakangan diketahui bahwa pada tanggal kejadian ia sedang dalam proses penyembuhan akibat operasi plastik. Bedanya, kronologi cerita Prada M. Ilham dikeroyok belum sempat terekspose luas ke media nasional.
Cerita itu hanya beredar diantara rekan-rekan sesama prajurit kronologi itu disampaikannya juga. Bahkan dibumbui dengan kata-kata yang sangat menyakitkan TNI sebagai lembaga. Hingga hal itulah yang membangkitkan semangat amuk tak terkendali.
*
Sekadar menduga-duga, apa yang sebenarnya terjadi dengan Prada M. Ilham? Apakah ia sangat malu karena kecelakaan itu? Malu bisa membuat orang jadi kalap. Dan untuk menutupi malu itu ia membuat cerita fiktif. Mungkin ia pun tak menyangka cerita karangannya menyebar luas diantara sesama prajurit.
Tetapi dugaan demikian dengan mudah dipatahkan, sebab bukan hanya satu-dua pihak yang dihubungi Prada M. Ilham, melainkan 27 orang prajurit (seangkatan maupun atasannya). Artinya, ia dengan sadar berniat membakar amarah para prajurit itu. Dan rencananya sukses besar.
Berdasarkan laporan sementara, jumlah korban penganiayaan 16 orang, sedangkan kerusakan materiil 83 unit.
*
Maka sungguh jahat tindakan yang dilakukan Prada M. Ilham. Kalau ada hukuman berat harus dijatuhkan dari kejadian itu maka Prada M. Ilham menjadi orang pertama yang pantas dipecat.
Andai saja Prada M Ilham suka menonton tayangan komedi situasi (sitcom) berjudul Bocah Ngapak, dan mencermati perilaku salah satu pemerannya yaitu Ilham, mungkin saja ia menjadi lebih penyabar dan penuh humor. Banyak tersenyum dan tertawa, dan tidak akan mencari kambing hitam atas kecerobohan dan kesalahan sendiri: kecelakaan tunggal. Melainkan justru menjadi bahan lawakan, jauh dari sikap amarah, anarkhis, dan antisosial.
Tetapi nasi sudah menjadi bubur. Mudah-mudahan semua itu terjadi bukan karena pengaruh obat-obatan terlarang atau minuman keras. Biarlah Prada M. Ilham dan para perajurit muda itu merasakan buah teramat pahit dari perbuatan buruk mereka. Â Tugas besar para petinggi TNI dan Polri yaitu secepatnya mengevaluasi diri agar peristiwa memprihatinkan dan memalukan itu tidak terjadi lagi di seluruh wilayah tanah air. ***
Sekemirung, 4 September 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H