Dua peristiwa itu memperlihatkan adanya kesulitan. Lalu timbul kenekatan dan tindak kriminal: menggugurkan, membunuh. Penelusuran polisi mengungkap klinik aborsi.
Terpisah, ada peristiwa lain yang bersifat solusional. Â Namanya Monica Soraya Haryanto (41) warga Jakarta. Ia mengadopsi sekaligus enam bayinya dari ibu tak mampu membesarkan anak, dan bayi dari pasangan di luar nikah.
*
Andai saja banyak sosok lain yang memiliki kelembutan hati seperti Monica Soraya maka tak perlu ada klinik aborsi. Andai banyak orang terketuk kedermawanan dan hatinya untuk mendirikan panti asuhan yang menampung bayi dari ibu korban perkosaan, bayi akibat perselingkuhan, dan bayi yang tak dikehendaki lain niscaya pembunuhan janin dapat dikurangi (bahkan ditiadakan).
Monica Soraya sudah memulai (secara tidak langsung menjawab tantangan Bu Tejo). Mestinya banyak keluarga berada tak mau ketinggalan untuk melakukan hal serupa. Adopsi bayi terlantar banyak-banyak, bikin panti asuhan bayi, dan tutup klinik aborsi.
Jadilah orang yang solutif. . . .ehh, solusional! Seperti harapan Bu Tejo. ***
Sekemirung, 30 Agustus 2020 / 11 Muharram 1442
Baca juga tulisan menarik yang lain:
giring-ganesha-presiden-entah-kapan-kelak
cerpen-rezeki-tak-terduga
film-tilik-sosok-bu-tejo-dan-nyinyiran-menjurus-fitnah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H