Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Berharap Ada Jodoh

23 Juni 2020   15:15 Diperbarui: 23 Juni 2020   15:36 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
suasana pasar sebelum pandemi covid 19 - www.tripzilla.id

"Banyak. Tapi kalau calon suami, belum. Ada calon untukku, Mas?" bisik Mujilah.

"Kalau duda itu bagianku. . . .!" serobot Yu Saripah

Dua perempuan itu sibuk dengan soto masing-masing. Tambah sambel, juga kecap. Lalu minta tambah nasi, juga kuah. Sampai megap-meap keduanya oleh panas kuah, pedas sambal, dan kekenyangan. Mas Bagiyo memaklumi saja.

Tak lama kemudian seorang laki-laki datang ke kios soto itu. Dan akrab betul Mas Bagiyo menyambutnya. Seperti dengan kawan lama, saling peluk agak lama. Lalu ngobrol. Tapi si tamu seperti kurang menanggapi. Dingin, dan seperti sulit bicara.

Yu Saripah dan Mujilah terlalu sibuk dengan mangkok soto mereka. Tak sempat menoleh atau memperhatikan adegan itu. Sampai kemudian Mas Bagiyo menjawil Yu Saripah, dan berbisik: "Nah, ini jodoh yang kutawarkan tadi. . . . .!"

Serempak Yu Saripah dan Mujilah menoleh. Dan. . . . . oalah, kok harus ketemu lagi. Lelaki berjenggot tipis, pakai kacamata, dan bertopi laken itu coba tersenyum. Tapi kecut betul. Wajah pucat dan keringat dingin bercucuran.

"Apa yang terjadi, Paklik? Kok pucat begitu? Sakit?" tanya Mas Bagiyo seraya mempersilakan tamunya duduk di bangku kayu. "Belum sempat sarapan atau apa. . ?"

Agak lama terdiam. Lalu suara lirih diucapkan di telinga Mas Bagiyo. "Dompet disamber copet. Hasil penjualan lima ekor sapi amblas. . .!" 

Mas Bagiyo terpana. Begitu pula dengan Yu Saripah dan Mujilah. Keduanya berharap ada jodoh, tapi bukan yang boros dan kurang hati-hati. ***

Cibaduyut, 23 Juni 2020 / 1 Zulkaidah 1441

Baca juga tulisan menarik sebelumnya:
cerpen-tahukah-tuan-ke-arah-mana-jalan-pulang
ketika-kejujuran-polisi-jadi-bahan-lelucon
melisik-dalih-aulia-kesuma-memilih-jadi-pembunuh
untuk-viral-di-media-perlu-uang-rp-2-juta-saja
urat-leher-tersayat-benang-layang-layang-nyawa-pun-melayang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun