Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Untuk Viral di Media Perlu Uang Rp 2 Juta Saja

15 Juni 2020   21:59 Diperbarui: 15 Juni 2020   22:00 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ikan arwana harga rp 2 juta - regional.kompas.com

Bila kita punya uang Rp 2 juta, maka ada kemungkinan kita bisa bikin konten di youtube yang menjadi viral. Terlebih bila dikemas dalam satu aktivitas atau peristiwa, apalagi peristiwa yang memang menghebohkan, tidak sulit.

Tentu bukan berarti awak media bisa dibayar. Melainkan memang uang sebesar itu (untuk ukuran warga ekonomi menengah ke bawah) lumayan menarik perhatian. Itu sebabnya ada kuis via telepon yang jawabannya teramat-sangat mudah dengan hadiah Rp 2 juta pula.

Sekarang yang lagi viral mengenai ikan arwana seharga Rp 2 juta. Tiga peristiwa lainnya masih juga terkait dengan uang sejumlah itu.

*

Ikan Arwana di Penggorengan

Hobi hewan itu harus dipiara dengan baik. Diberi pakan dan obat-obatan serta keperluan lain. Bila pemeliharaan seadanya maka kurang baik pula pertumbuhan maupun kesehatannya. Tak jarang bahkan mati.  

Berikut kisah Bayu ihwal ikan arwana peliharaannya, seperti diunggah akun Instagram @solokini pada Sabtu (13/6/2020).

Bayu yang asli Solo merantau ke Cikarang, Bekasi. Ia hobi pelihara ikan, salah satunya ikan arwana golden. Ia beli seekor dengan harga Rp 800 ribu di Jatinegara. Dua tahun ikan itu dipeliharanya di Cikarang. Kemudian ia bawa ke Solo. Ke rumah orangtuanya. Dua tahun kemudian ikan arwana itu (menurut kabar dari adiknya) digoreng oleh ayah Bayu.

Padahal ikan itu bila dijual harganya tak kurang Rp 2 juta. Maka menyesallah Bayu akan tidakan apaknya. Tapi apa boleh buat. Memelihara ikan arwana 'kan tidak mudah. Harus ada waktu mencarikan pakan, kalau tidak ya harus membelinya. Jangkerik, klabang, atau cicak. Dengan aneka pakan itu warna sisik ikan jadi cerah, kesehatannya pun terjaga, menarik untuk dilihat.

Tapi bila tidak cukup sabar dan senang memeliharanya maka tak salah jika ikan yang anggun berlenggang-lenggok di dalam akuarium itu berakhir di penggorengan.

Ah, betapa hancur hati Bayu. Tapi ya salah sendiri. Hobi orang 'kan beda-beda. Bayu punya hobi memelihara ikan, sedangkan bapaknya hobi berat makan ikan goreng. Maka kejadian itulah yang tak terelakkan. 

*

Pengamen Was-Was Kena Prank

Baru musim prank, atau candaan, yang bikin orang tertawa. Tak jarang bikin orang menangis, atau bahkan marah. Tetapi yang satu ini bikin menangis sekaligus tertawa.

Itulah pengalaman seorang pengamen, sebut saja namanya Mas Bagus. Dari rumah ke rumah ia berkeliling. Memetik gitar tuanya dan menyanyi. Sasarannya terutama rumah-rumah kompleks. Meski tidak semua rumah yang disinggahinya mau berbagi, bila ada yang berkenan jumlah cukup memadai.

Suatu siang Mas Bagus berhenti pada sebuah rumah. Seperti di rumah-rumah lain, ia menyanyi saja di luar pagar.  Lagu "Seberkas Sinar" yang dulu dipopulerkan Nike Ardila ia menyanyikan sampai selesai. Seseorang dari balik pagar memberitahu bahwa sipemilik rumah tidak ada di tempat. Tapi Mas Bagus ridak segera berpindah ke rumah lain. Mungkin ia merasa tanggung menikmati petikan gitar dan suara sendiri.

Tak lama kemudian seseorang muncul, dan lelaki itu ternyata si pemilik. Ia minta Mas Bagus menyanyikan satu lagu lagi. Lagunya Andmesh yang berjudul Nyaman dibawakan sangat merdu pula. Si tuan rumah yang ternyata pemilik chanel Youtube 'Edi Cadel' memuji suara Mas Bagus. Setelah ngobrol mengenai kegiatan Mas Bagus sebagai pengamen, tuan rumah menyodorkan lembaran merah sebanyak 20 lembar.  Ya, Rp 2 juta rupiah.

Terkaget-kaget Mas Bagus menerima uang. Ia pikir itu hanya prank, hendak mencandainya. Sebab, banyak sekali. Tak pernah terbayangkan dari menyanyi ia menerima uang sejumlah itu. Dan itu sama sekali bukan prank. Sampai gemetar dan meneteskan air mata ia menyukuri rezekinya.

Ah, senangnya hti Mas Bagus. Tentu saja, prank yang menyenangkan (kepada siapapun, terlebih kepada orang yang tak berpunya) tidak akan jadi urusan Polisi.

*

Saling Melukai dan Pembunuhan

Uang juga dekat dengan persoalan kriminal. Berapapun jumlahnya. Apalagi uang Rp 2 juta.  Setidaknya tampak pada 2 peristiwa yang menjadi penyebab tindak kriminal karena uang sejumlah itu.

Pada sebuah kompleks perumahan di kawasan Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung, Sandi (24) menjadi pembunuh Shofi (28) dengan cara dijerat kawat  hingga tewas dan melukai Feri (30), Ahad (19/5/2019). Kedua korban merupakan suami isteri. Menurut pengakuan pelaku, Feri memberi pekerjaan kepadanya dengan imbalan Rp 3 juta. Namun, hanya dibayar Rp 1 juta.

Selang sebulan kemudian ia pun menagih ke rumah korban. Tetapi Shofi meyatakan suaminya tidak ada di rumah. Padahal ada. Hal itu yang membuat Sandi kalap hingga melakukan pembunuhan dan penganiayaan.   

Peristiwa kriminal lain terjadi di Kabupaten Bogor.

Seorang perempuan paruh baya berinisial SN dengan seorang lelaki berinial HD berteman akrab selama 3 tahun. Padahal SN punya suami. Modus pendekatan si lelaki yaitu hendak menjodohkan anaknya dengan anak temannya itu. Padahal ternyata anak yang hendak  ia jodohkan tidak ada. Belakangan ia justru mengungkapkan perasaan sukanya kepada SN.

Pada Selasa malam (5/3/2019) HD janji memberi uang Rp 2 juta. Janji bertemu pada sebuah vila  kosong di Kampung Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Belum diketahui pertengkaran apa yang kemudian terjadi. Keluar dari vila keduanya meneruskan pertengkaran hingga berdarah-darah lantaran luka tusuk. Rupanya mereka saling tusuk, dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Ah, sakit dan malunya. Kisah "teman tapi mesra" seperti tak habis-habisnya berulang, dan yang ini harus berakhir di rumah sakit. Terkuak pula semua aib yang ditutup-tutupi selama ini.  

*

Kembali pada alinea pertama tulisan ini: dengan uang Rp 2 juta siapapun dapat menjadi viral di media. Di media sosial, maupan media arus utama. Namun, sebaiknya uang sebanyak itu untuk hal-hal baik, untuk uluran tangan dan kedermawanan. Bukan justru pertengkaran, penganiayaan, apalagi pembunuhan.

Itu saja. Mudah-mudahan ada hikmah yang dapat kita petik di balik semua peristiwa di atas. Terima kasih telah menyimak sampai akhir. Wassalam. ***

Cibaduyut, 15 Juni 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun