Banyak sudah dibahas untung-rugi kepala daerah dipilih satu paket. Jarang dari satu parpol, yang paling sering dari dua parpol berbeda. Itu berarti demi jabatan dan kursi terdapat dua orang dari latar-belakang parpol berbeda harus menyatu selama 5 tahun masa pemerintahan.
Akibatnya sering sangat fatal. Selain tidak harmonis, saling jegal dan telikung. Kini terjadi ancaman pembunuhan antara satu dengan lainnya.
Persoalan besar muncul, kapan mereka menyejahteraan rakyat bila sibuk bertikai sendiri, demi kepentingan dan ambisi maupun emosi sendiri. Kepala daerah seperti ini tidak perlu dipilih, dan apalagi diperpanjang. Â
Pilkada pada masa mendatang mengharuskan parpol hanya mengusung pasangan yang diuyakini mampu berjalan seiring, tidak temperamental, dan apalagi yang punya agenda masing-masing tanpa dapat dikompromikan.
Khusus mengenai sifat dan sikap emosional yang berlebihan tentu ada rekam jejak yang dimiliki tiap-tiap calon kepala daerah yang dapat dijadikan ukuran dipilih atau tidaknya seorang calon kepala daerah oleh masyarakat pemilihnya.
*
Lepas dari seberat dan sepelik apapun persoalan yang ada, kita berharap Bupati Aceh Tengah dengan Wakil Bupatinya dapat berdamai, rukun, dan penuh saling pengertian. Mudah-mudahan selanjutnya mereka mau berjanji untuk saling memperbaiki sikap dan kinerja sehingga kepentingan dan kesejahtereaan rakyat diprioritaskan.
Itu saja. Semoga bermanfaat. Wallahu a'lam. ***
Sekemirung, 16 Mei 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H