Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Imam Salat Tarawih Dadakan (2)

11 Mei 2020   14:12 Diperbarui: 11 Mei 2020   14:49 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Untuk urusan itu bagus kita renungi sebuah pertanyaan dalam kita suci, terjemahannya sebagai berikut: "Setiap kali ada sekumpulan dilemparkan ke dalamnya, penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka, "Apakah belum pernah ada orang yang datang memberi peringatan kepadamu (di dunia)?" (Al Mulk 67: 8)"

"Jawabnya, pasti pernah. Dan itulah pentingnya saling menasihati."

"Saling menasihati merupakan hal yang baik. Jangan gusar, jangan berburuk sangka, jangan merasa pendapat sendiri paling benar. Sebab kebenaran hanya milik Allah. Itu sebabnya kita perlu terus koreksi dan konfirmasi dengan yang lain. Jangan sampai menyesal kelak di akhirat lantaran mengabaikan peringatan siapapun kepada kita."

"Selesai."

Bang Brrengos berdiri dari kursinya. Melemaskan otot-otot punggung, menggerak-gerakan lengan. Kurang dari setengah jam, selesai tulisan itu. Sebuah renungan, seperti setiap kali, bukan untuk siapa-siapa kecuali diri sendiri.

*

Menu berbuka maghrib itu kolak dengan dicampuri sebutir durian Bangkok. Sekadar untuk bau-bauan. Tambah segar dan sedap terasa, menggugah selera. Setelah beristirahat beberapa menit, Bang Brengos mengajak isteri dan anaknya  melakukan salat Maghrib berjamaah.

Sambil menunggu salat Isya berjamaah diisi dengan dzikir dan baca Al Qur'an, diselingi dengan obrolan hal-hal seputar agama.

Menjelang salat Isya Bang Brengos menyiapkan bangku bulat kecil yang agak tinggi di dekat sajadah imam. Mak Jumilah heran, tetapi ia tidak ingin bertanya-tanya. 

Ketika salat berjamaah Mak Jumilah baru mengerti kegunaan bangku bulat. Ya, untuk meletakkan Al Qur'an mungil yang dipegang suaminya. Saat itu Bang Brengos membaca dua surah agak panjang.

Selesai salat Mak Jumilah berkomentar pendek: "Mantap, Bang. Mak yakin, Abang sudah pantas menjadi imam di Masjid Al Taufik di seberang sungai. . . . . . !"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun