Kondisi itu mengetuk hati para dermawan untuk mengulurkan tangan mereka. Bahkan tidak sedikit anak (yang hanya memiliki tabungan (celengan) berisi receh, uang logam yang nilainya kecil) merelakan kumpulan sisa jajan mereka selama berbulan-bulan.
Adalah seorang anak murid SDN Pasigaran 3 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung. Ia mendonasikan uang koin celengannya untuk membeli Alat Pelindung Diri (APD) demi kebutuhan tenaga medis.Â
Namanya Moch Hafidh (9) putra pasangan Ruhiyatna (tukang service televisi) dan Rikoh Rotikoh (pedagang bakso ayam). Ia menabung  dalam kotak biskuit, dan menyerahkannya ke kantor Polsek Dayeuhkolot, Kamis (16/4/2020).
Setelah uang receh ( logam/koin pecahan Rp 100, Rp 500 dan Rp 1.000 dihitung, jumlah total tabungan Moch Hafidh Rp 453.300,-
Selain di Bandung, ada juga seoang anak di Maumere yang dengan kesadaran sendiri menyumbangkan hasil tabungannya.
Kanayah (9), seorang siswi kelas 3 sekolah dasar di Maumere, Kabupaten Sikka, NTT rela menyumbangkan uang tabungannya untuk diberikan kepada tenaga medis untuk beli alat pelindung diri (APD). Ia datang bersama ayahnya, Sabtu (18/4/2020), ke Caritas Keuskupan Maumere untuk menyerahkan 3 celengannya. Â
Ada 3 celengan dengan nominal Rp 1.000, Rp 20.000, dan Rp 50.000. Setelah dihitung, uang tabungan dari semua celengan Kanayah mencapai Rp 741.500.
Itu jumlah yang sangat besar bagi anak-anak, tetapi mereka rela, tanpa paksaan, ikhlas.
*
Mengharukan, sekaligus membanggakan. Masih banyak anak yang tidak terekspos media atas kedermawanan mereka. Bahkan pasti banyak yang diam-diam menyumbang, agar tidak menjadi riya' dan fitnah.
Dua ilustrasi di atas sekadar gambaran, bahwa anak-anak pun sudah puny rasa empati dan keikhlasan untuk mendermakan milik mereka. Sikap mulia itu tentu diawal dan diikuti dengan sikap yang terpuji lainnya.