"Anak ibu tertangkap dalam patrol rutin harian tadi malam. Anak ibu masih sekolah, tetapi sudah berprofesi sebagai waria. Ia mangkal di dekat stasiun kereta api bersama waria lain!"
Mengaku hanya iseng-iseng, dan baru pertama kali mangkal di tempat itu, Satpol PP Jember mengembalikan si anak untuk dididik di rumah. Entah bagaimana tanggapan para tetangga bila mereka mengetahui sesuatu yang memalukan itu.
Seorang lelaki yang suka berpakaian perempuan, dan apalagi menampakkan kesukaannya pada sesama jenis, tentu bukan muncul seketika. Mungkin ia menjadi korban dari kondisi keluarga maupun lingkungannya. Maka sudah selayaknya si Ibu itu membawa anaknya ke ahlinya agar ditangani, sebelum si anak terlanjur terlalu jauh terperosok pada perilaku menyimpang.
*
Lain lagi kepiluan hati seorang ibu di Surabaya. Ia punya anak perempuan kecil ketika harus bercerai dengan suaminya. Kehidupan yang sulit mengharuskannya bekerja jauh dari rumah.Â
Setelah sekian lama menjanda, suatu ketika ada seorang lelaki ingin memperisterinya. Ia pun tak keberatan. Tahun 2011 ia menikah dengan EW. Ia bersyukur puterinya ada yang menjaga di rumah, sehingga dapat bekerja dengan hati tenang.
Sampai suatu hari si ibu mendapati puterinya hamil. Dan yang lebih mengejutkan, yang menghamili puterinya tak lain EW sendiri.Â
Hubungan terlarang itu telah dilakukan bertahun-tahun, sejak si puteri kelas 1 SMP. Iming-iming ponsel baru dan kuota menjadi rayuan si ayah tiri. Bayi lahir, dan EW dilaporkan ke polisi.
Sedih hati si ibu tak tertanggungkan. Ia mendapatkan cucu, tetapi hasil dari perselingkuhan puterinya dengan EW suami keduanya. Karena perbuatan bejatnya kini EW mendekam di tahanan Mapolrestabes Surabaya.
*
Cerita pilu yang dialami seorang ibu bukan hanya terjadi di dalam negeri, tetapi juga di negeri jauh.