"Mereka ingin menggunting dalam lipatan."
"Artinya apa, Bang?"
"Nanti malam Abang jelaskan. Sekarang kita konsentrasi menyalami para tamu saja," bisik Mardimun seraya tertawa, dan menjulurkan kedua telapak tangan untuk menyalami seorang tamu.
Rupanya Mardimun pengantin tak lain seorang polisi. Para Mardimun lain tentu saja terkecoh oleh adanya isu bahwa Mardimun Bandar Kodok yang bakal naik pelaminan, padahal ternyata Mardimun polisi yang di pelaminan.
*
Sayangnya, Mardimun pun gagal. Dalam seleksi peran gubernur ternyata Mardimun Celeng tidak mampu bermain drama. Suara kurang lantang, wajah dan sikap tubuh cenderung feminin. Hafalan dialog pun payah. Ia bukan sosok yang cocok, dan sama sekali beda dengan tuntutan naskah.
Setelah puluhan calon pemeran gubernur diseleksi, ternyata tidak ada satupun yang dapat mengimbangi kemampuan Dul Gendut. Bulat kata, Dul Gendut dipanggil kembali dan ditugasi sebagai Gubernur Icikiwir.
"Sudah kamu saja. Tidak ada pilihan lain. Ternyata kamu yang paling pas. . . . !" seru Tuan Jabrik dengan suara ragu-ragu, kurang senang. Tapi tidak punya pilihan lain. *** (Bersambung)
Gambar: Â Gambar
Cerita sebelumnya:
cerpen-gubernur-icikiwir-bermain-drama