Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Tengah Pandemi, Beberapa Perawat Diperlakukan Tanpa Empati

13 April 2020   16:15 Diperbarui: 13 April 2020   16:20 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: tribunnews.com

Dua peristiwa lain terjadi di tempat lain pula. Yaitu tenaga medis pasien Corona Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta Timur, yang ditolak pulang oleh tetangga mereka.

Satu lagi perawat yang diancam pasien yang ngamuk. Orang itu dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda, Kalimantan Timur.

*

Parawat merupakan tangan kanan dokter. Di rumah sakit, maupun di puskesmas. Tugasnya mempersiapkan sisi adminstrasi maupun medis sebelum pasien ditangani oleh dokter. Maka ia orang pertama yang bertemu dan berkomunikasi dengan pasien.

Sebagaimana para dokter, para perawat pun rawan tertular virus Corona. Kalau dokter ada di garda terdepan, maka perawat lebih depan lagi sedikit. Dengan kata lain, perawat itu (dengan rasa cemas dan was-was pula) harus menangani setiap pasien, baik yang sudah tertular maupun yang tidak menunjukkan tanda-tanda tertular serta yang sehat.

Bila di ruang gawat darurat maupun ruang isolasi penggunakan alat pelindung diri (APD) dipersiapkan lengkap, di tempat lain (ruangan lain dari sebuah rumah sakit atau puskesmas)  sehingga kemungkinan tertularnya lebih besar. Di rumah sakit atau puskesmas jumlah mereka pun lebih banyak dibandingkan jumlah dokter.

Gambaran tentang gawatnya resiko penularan yang dialami para perawat serta tenaga medis lain dapat kita lihat dari pemberitaan berikut:

Sebanyak 76 pekerja RSUD dr Soedjati Soemodiardjo, Purwodadi, Grobogan, yang kontak dengan pasien positif virus corona baru asal Kecamatan Geyer akan jalani rapid test.

Wakil Direktur RSUD dr Soedjati Soemodiardjo Titik Wahyuningsih mengatakan, pasien asal Desa Bangsri tersebut tidak jujur saat pihak rumah sakit meminta keterangan.

Pasien (47 Tahun) itu tidak mengaku pernah pergi ke luar negeri maupun ke daerah yang statusnya zona merah Covid-19. Dari keterangan inilah, pasien selanjutnya menjalani perawatan di salah satu kamar di bangsal Aster.

Selama perawatan ditangani dokter spesialis penyakit dalam, diobservasi lebih lanjut oleh dokter spesialis paru.Dari pemeriksaan dokter spesialis ini, kondisi pasien ada pneumonia.  Pasien ini juga sempat diambil sampel lendirnya untuk diuji di laboratorium di Yogyakarta. Kemudian, hasil uji swab menyatakan, pasien tersebut positif Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun