*
Seorang petani tua yang tinggal di desa suatu hari kedatangan seorang mahasiswa KKN. Ia senang sebab si mahasiswa berniat tinggal beberapa lama. Itu berarti menemani kesendiriannya. Pak Petani yang gagap teknologi itu suatu hari mendapati si mahasiswa asyik di depan sebuah laptop.
"Bikin apa, Nak? Bapak boleh ikut lihat ya?"
"Boleh. Silakan. Saya sedang menyiapkan laporan KKN," si mahasiswa menjelaskan. "Kalau saya sudah selesai bikin laporan nanti, boleh bapak lihat-lihat youtube lagu-lagu kesukaan bapak. . . . . !"
Pak Petani duduk di seberang meja tamu tempat si mahasiwa bekerja. Ia seperti berpikir, dan ingin bertanya sesuatu, tapi ragu-ragu. Tiba-tiba ia nyeletuk: "Apa benar komputer dapat tertular virus, Nak? Bapak pernah dengar seperti itu. Apa komputer juga bisa kena flu atau demam, dan mati?"
Masih penuh dengan rasa penasaran, Pak Petani itu bertanya lagi dengan suara ragu-ragu: "Virusnya bisa menular ke orang ya, Nak?"
Si Mahasiwa tidak menjawab. Ia hanya tertawa. Tapi ia tidak menjelaskan mengapa komputer bisa terkena virus. Ia hanya tahu, nama virus di komputer pasti bukan Corona. Sebagai jawaban ia buru-buru mencari lagunya Didi Kempot: Pamer Bojo. Dan seketika kakek yang belum lama ditinggal lari isterinya itu ikut menyanyi dengan suara sumbang tapi penuh semangat:
Dudu klambi anyar sing nang njero lemariku / Nanging bojo anyar sing mbok pamerke neng aku
Dudu wangi mawar sing tak sawang neng mripatku / Nanging kowe lali nglarani wong koyo aku
*
Para "drs dan dra"harus kenal betul aneka virus. Bukan hanya vius komputer, tetapi terlebih virus Corona, penyebab Covid-19. Jangan sampai terpapar, alias positif. Tetapi kalau isteri yang positif (lagi) ya disyukuri saja.
Kelak bila lahir perempuan beri saja nama Padmi (varian dari Pandemi), Virona (kependekan dari virus Corona), atau Fairusi (varian kata virus). Kalau lahir lelaki beri nama Slamet, Bejo, Bagio, Untung, atau Raharjo, yang berarti selama, bahagia, dan beruntung, karena terhindar dari paparan Covid-19.. . . . heheheh. Â