Suara Anies Baswedan Bergetar, 283 Warganya Dikebumikan karena Corona, Putus Asa Gubernur DKI Memohon agar Masyarakat Patuh Imbauan: Itu adalah Warga Kita, yang Bulan Lalu masih Baik-baik Saja - Selasa, 31 Maret 2020 | 12:15 WIB - sosok.grid.id
Sebut 283 Orang Meninggal dengan Suara Bergetar, Anies: Mereka Punya Anak, Istri dan Saudara  - 30 Mar 2020, 20:07 WIB - liputan6.com
Masih ada beberapa judul lagi yang dapat dikutip dan dijadikan contoh di sini untuk urusan suara yang bergetar-getar. Tapi cukuplah itu dulu. Kalau dikutip semua habis waktu untuk menuliskannya.
Sebab tentu media-media lain di daerah yang satu grup akan menggunakan pilihan kata yang sama. Itu sekadar untuk memudahkan, dan tidak mengubah makna yang sudah dituliskan oleh jurnalis pusat (nasional).
*
Peristiwa penjudulan seperti itu termasuk langka, agak jarang, tetapi tidak salah dan bukan suatu dosa. Sah-sah saja. Cuma memang sangat mengherankan, mengundang tanya, mengapa para jurnalis punya rasa bahasa yang sama, punya pilihan diksi yang serupa, punya semacam ikatan batin yang tidak berbeda. Â Â Â Â
Pertanyaannya memang, mengapa kata "suara bergetar" itu ada di mana-mana? Apa gerangan pemicunya? Sejauh ini hal di atas masih merupakan misteri, ada apa di balik itu?
Itu saja. Sesekali boleh dong mencermati judul-judul. Terutama judul berita media massa. Kalau judul di medsos memang harus seheboh dan se-menggigit mungkin. Seperti judul yang saya peragakan di atas.
Oya, ini bagian dari kegiatan selama mengisolasi diri di rumah, yaitu memelototi judul-judul berita pada media online. Tidak perlu biaya banyak selain untuk internet, listrik, serta camilan maupun minuman ala kadarnya. Hemat itu hebat, ucap saya dengar suara bergetar. Terima kasih singgahnya. Mudah-mudahan bermanfaat. Wassalam. ***Â
Cibaduyut, 2 April 2020 / 8 Sya'ban 1441
Gambar Â