Langkah Jokowi sering kali justru dengan memanfaatkan kelemahan lawan. Kelemahan karena bikin blunder, karena sok paling hebat dan jumawa, karena merasa punya dukungan banyak pengagum-pengikut-penggembira fanatik. Ibarat bermain ular-tangga, setiap kesalahan berakibat hukuman untuk mengulang dari langkah awal, memulai lagi, merintis lagi.
Nah, itu sebagai sekadar pengantar. Isi tulisan ini sebenarnya hanya ingin menunjukkan bahwa orang-orang yang nyaring menyuarakan lockdown selama ini hanya berpikir jalan pintas, menggampangkan persoalan, menutup mata terhadap resiko, dan grusa-grusu bin sembrono. Terbukti beberapa negara tidak mulus dalam penerapan lockdown sehingga harapan besar meleset.
Bayangkanlah parahnya super grusa-grusu dan sembrono tersebut. Sudahlah tergesa-gesa, mau buru-buru, ingin serba cepat. Ditambah lagi dengan asal-asalan, tidak menghitung resiko, salah pula. Parah nian. Pembelajaran terbaik dalam kasus lockdown tak lain Negara India.
*
Apa saja yang hasil yang dirancang dan coba direalisasikan Jokowi dengan segenap jajarannya hingga menimbulkan aneka kritikan hingga cercaan? Simak saja hitung-hitungan tidak mudah yang disampaikan Jokowi dalam konpers di Istana Bogor, Selama (31/3/20).
Presiden Jokowi menyegerakan beberapa paket bantuan yang sudah disiapkan kepada masyarakat terdampak pandemi corona atau covid-19. Ada 6 paket bantuan yang akan segera direalisasikan.
1. Program Keluarga Harapan (PKH)
Jumlah keluarga penerima manfaat (KPM) ditambah dari 9,2 juta jadi 10 juta KPM. Sedangkan besaran manfaat dinaikkan 25% misalnya komponen ibu hamil Rp 2,24 juta menjadi Rp 3 juta per tahun. Sedangkan komponen anak usia dini Rp 3 juta per tahun. Selain itu ada disabilitas Rp 2,4 juta. Kebijakan ini efektif mulai April 2020.
2. Kartu Sembako
Jumlah penerima akan ditambah dari 15,2 juta penerima menjadi 20 juta penerima. Nilainya naik 30% dari Rp 150 ribu menjadi Rp 200 ribu per bulan dan  per penerima, dan akan diberikan selama 9 bulan.
3. Kartu Pra Kerja.
Anggaran dinaikkan dari Rp 10 triliun menjadi Rp 20 triliun. Jumlah penerima manfaat bertambah dari 2 juta menjadi 5,6 juta orang peserta. Ini terutama pekerja informal serta pelaku usaha mikro dan kecil yang terdampak Covid-19. Nilai manfaatnya adalah Rp 650 ribu sampai 1 juta per bulan, selama 4 bulan ke depan.
4. Diskon dan Gratis Tarif Listrik.
Diberikan keringanan bagi pelanggan listrik 450 VA, yang jumlahnya sekitar 24 juta pelanggan, akan digratiskan selama 3 bulan ke depan, yaitu April, Mei dan Juni 2020. Sedangkan pelanggan 900 VA yang jumlahnya 7 juta pelanggan, akan didiskon 50% selama 3 bula ke depan.
5. Antisipasi Kebutuhan Pokok.
Pemerintah mencadangkan Rp 25 triliun untuk pemenuhan kebutuhan pokok dan operasi pasar serta logistik.