Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Tenaga Medis Kekurangan Alat Pelindung Diri akibat Aksi "Oknum dan Panic Buying"

31 Maret 2020   00:03 Diperbarui: 31 Maret 2020   08:03 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
para tikus alat kesehatan di rsud pagelaran, cianjur selatan

Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Elis Masitoh pada Senin (30/3/2020) mengatakan saat ini telah ada 28 perusahaan produsen APD, dengan penambahan produsen berasal dari perusahaan eksisting yang mendiversifikasi produknya.

Pemerintah berharap produsen akan mampu memenuhi 17,5 juta paket per bulan dan untuk baju medis (surgical gown) sebesar 508.800 paket per bulan.

*

Mudah-mudahan setelah ini tidak ada lagi tikus berkeliaran. Yang yang lebih penting lagi, tidak ada panic buying, yang menyebabkan alat-alat kesehatan yang dibutuhkan tenaga medis dan paramedis kekurangan stok.

Sementara itu segenap anggota masyarakat bahu-membahu menggalang dana untuk dapat menyediakan alat pelindung diri khususnya bagi petugas medis dan paramedis. Mudah-mudahan ke depan kebutuhan akan alat kesehatan itu terpenuhi dengan baik.

Itu saja. Dalam kondisi terjadinya kegawatan, yang kemudian disebut Kejadian Luar Biasa (KLB) berbagai kejadian tak terduga sulit dihindari. Ada yang berusaha membuat sendiri alat pelindung diri. Namun, banyak yang tidak sempat, dan lebih suka membuat ancaman mogok. Ini sikap yang sungguh tidak elok sebenarnya. Wassalam. ***

Cibaduyut, 30 Maret 2020 / 5 Sha'ban 1441

Gambar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun