Tanpa mengusulkan dua kali, pilihan kedua itu yang kulakukan. Mereka kulepas liarkan. Mudah-mudahan mereka mampu bertahan. Tidak justru ditangkap orang, dan kembali dikurung dalam sangkar yang membelenggu.
*
Terkait dengan hobi memelihara burung, tiga saudara laki-lakiku punya. Rata-rata lebih dari lima ekor burung oceh-ecehan dengan suara nyaring dan ribut. Seorang kakak bahkan pernah punya belasan ekor burung aneka jenis dari berbagai daerah di Indonesia.
Tugas kantornya yaitu keliling pelosok memungkinkannya menyalurkan hobi memelihara burung. Hingga suatu ketika mampu mengembang-biakkannya. Hobi tapi menghasilkan. Dilakukannya pun di sela-sela kesibukan kantoran.
Ketika merebak penularan flu burung (dan unggas) sempat khawatir, jangan-jangan hewan piaraanitu membawa wabah. Alhamdulillah tidak. Kakak dan keluarganya baik-baik saja.
Bila ke rumahnya, aku kadang terheran-heran dengan harga burung yang baru dibelinya. Mahal, belum lagi untuk pakan, dan pemeliharaannya. Kakak pernah memelihara banyak jenis ikan di akuarium. Lalu punya aneka tanaman hias, bahkan punya kios jual-beli tanaman hias. Tetapi memelihara burung berkicau tetap sebagai hobi utama, sampai sekarang pada usianya jelang 70 tahun.
*
Pelajaran apa yang didapat dari hobi memelihara hewan kesayangan? Ada banyak, diantaranya memupuk rasa empati pada sesama mahluk Tuhan, bersamaan dengan itu belajar bertanggungjawab, sanggup meluangkan waktu, berkorban uang, dan menghindarkan diri dari hobi lain yang tidak/kurang baik.
Sebab ada banyak hobi, terlebih pada masa muda, yang tidak selalu baik: ngebut-ngebutan di jalanan umum, bergaul dengan teman sebaya yang punya hobi buruk (minum minuman keras, bersikap premanisme, berjudi kartu hingga mesin judi, dan banyak hal lain), dan membebani orangtua dengan berbgai permintaan yang memberatkan keuangan mereka.
Orang yang punya hobi memeliharan hewan kesayangan biasanya tahu diri dengan kemampuan ekonominya sendiri. kapan ia boleh memelihara yang lebih mahal, dan paling mahal. Yaitu ketika sudah punya penghasilan sendiri yang memadai. dan tidak mengganggu keuangan keluarga (bila kemudian sudah berkeluarga).
Dari nilai manfaat itu tentu sangat baik setiap orang tua selain memperkenalkan aneka jenis hewan (dengan pergi ke kebun binatang setiap periode tertentu), dan mengajari cara berkasih-sayang dengan hewan kesayangan. Tidak harus memelihara hewan-hewan buas dan ekstrim (yang membahayakan pemilik dan keluarganya).