Dalam hal pasang badan atas semua hal-hal yang ditudingkan kepada Gubernur DKI Jakarta tentu saja lumrah, sebab ia Sekda-nya. Demikian pun dalam hal kecanggihan bertata kata agaknya Saefullah mesti banyak berguru pada sang guru.
*
Banjir menyebabkan banyak kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan, lumpuh. Transportasi, perdagangan, pendidikan, dan banyak hal lain terhambat, bahkan terhenti. Kerugian yang diderita warga masyarakat -terlebih warga masyarakat menengah ke bawah- sangat besar.
Itu hal-hal yang tidak mungkin diatasi hanya dengan berdalih dan berkelit. Maka segera lakukan apa yang mestinya dilakukan. Kerja keras, kerja cerdas, tunjukkan kemampuan dan kemauan terbaik demi berpihak kepada rakyat dalam hal menanggulangi banjir. Dalam berkomunikasi dengan warga gunakan jawaban baik dan bermutu.
Jangan ada lagi ada kata-kata "dinikmati saja". Itu buruk dan busuk. Kalau tidak mampu mengubah cara berpikir menjadi lebih baik, maka biarlah orang lain yang lebih mampu menggantikanmu. Apa boleh buat? Sikap mawas diri jelas lebih terhormat dan bermartabat.
Beberapa pejabat memilih mundur dari lingkungan Pemprov DKI Jakarta. Tentu mereka pun telah melewati satu proses mawas diri yang tidak mudah.
Itu saja. Kelak bila Saefullah kembali menjadi warga biasa dan rumahnya juga kebanjiran, pasti banyak orang penasaran untuk mengetahui bagaimana caranya menikmati banjir. ***
Cibaduyut, 28 Februari 2020
Sumber  Gambar Â
Tengoklah juga tulisan menarik sebelumnya:
bikin-trenyuh-ternyata-mereka-yang-minta-digunduli