Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menanggapi Celoteh Bu Sitti Hikmawatty yang Bikin Geli

25 Februari 2020   09:21 Diperbarui: 25 Februari 2020   19:14 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kantor kpai jakarta pusat

Dugaan lain, jangan-jangan dulu sewaktu belajar berenang Bu Sitti pernah tenggelam. Sejak itu ia trauma, takut, dan ngeri bila berada d lingkungan kolam renang. Lalu dicari-carilah alasan agar para perempuan tidak perlu berenang, seperti dirinya.

Kalau mengenai sperma super, bukankah para perempuan mengenakan pakaian, bahkan ada yang tertutup rapat agar tidak kelihatan aurat (di kolam umum)?

Jangan-jangan Bu Sitti pernah bertemu langsung dengan salah satu perempuan yang hamil itu dan mendapatkan pengakuannya? Kalau tidak, darimana Bu Sitti Hikmawatty mendapatkan pemahaman seperti itu? Apa ada referensinya?

Dugaan lebih jauh, jangan-jangan ia sudah “berkampanye” rutin ke berbagai tempat dan di depan berbagai audience yang berbeda? LIhatlah pada video yang beredar, betapa enteng ia melontarkan pernyataannya untuk divideokan dan kemudian diposting ke media sosial. Begitukah? Ah, mudah-mudahan saya salah duga.

*  

Masih boleh menduga-duga lagi ya? Ini kemungkinan lain. Jangan-jangan Bu Sitti sekadar ingin melontarkan pernyataan sangat penting: jangan hamil sebelum menikah.

Artinya, menikah dulu baru boleh berenang-renang. Kalau belum menikah, jauhi kolam renang. Dengan kata lain, maksudnya baik, mulia, dan hal itu sangat biasa dinasihatkan para tua kepada generasi muda.

Referensinya bukan tidak ada, yaitu berita media. Sering diberitakan adanya ibu muda yang membuang bayi, menelantarkan, bahkan membunuh darah-dagingnya sendiri.

Hal itu dilakukan semata karena (media membantu mencari-cari alasan pembenar) tekanan kondisi dan situasi, keterpaksaan, benci terhadap bapak si bayi, malu, dilarang oleh orangtua, dan berbagai alasan lain.

Banyak juga perempuan hamil yang kemudian memilih menggugurkannya secara illegal.

Media memberitakan, Polda Metro Jaya membongkar klinik aborsi di kawasan Senin, Jakarta Pusat. Disampaikan Polisi, selama 21 bulan sejak 2018 tercatat 1.632 orang pernah ditangani klinik tersebut, dengan 903 orang diaborsi.  Sumber 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun