Namanya juga berceloteh, ya bebas saja. Serba boleh, dan tidak ada larangan. Karena sesungguhnya serba boleh itu menyenangkan. Setidaknya, dibandingkan dengan yang serba dilarang.
Apa-apa di larang, begini-begitu tidak boleh, mau ini – itu ada pantangannya. Jadi repot sekali ‘kan? Itu sebabnya lebih enak yang serba boleh itu.
Dan demi kebebasan berceloteh itulah Bu Sitti mendadak terkenal. Wajah dan pernyataannya viral. Namanya disebut-sebut, ditulis, dan dikomentari. Sayangnya selain penolakan, banyak yang mentertawakannya, selebihnya mungkin prihatin dan menyayangkan.Â
Oya, soal celoteh Bu Sitti? Apa itu? Simak dulu bagi yang belum mahfum mengenai pernyataan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Sitti Hikmawatty yang viral hingga manca negara.
Bahwa perempuan berenang di kolam renang bersama dengan laki-laki bisa bikin hamil. Benar nggak sih? Ternyata pihak IDI, alias Ikatan Dokter Indonesia, menyatakan tidak benar. Tapi agar Bu Sitti tidak merasa terlalu bersalah, dibuatlah oleh IDI aneka persyaratan agar pernyataan si Ibu tampak logis.
Anehnya, berbagai persyaratan itu mengarah pada kemustahilan. Dengan kata lain, kalaupun terjadi sangat langka, sulit, dan sebuah kebetulan yang luar biasa aneh.
Sudah banyak penjelasan dan keterangan (di luar penjelasan IDI) yang menolak pernyataan Bu Sitti. Maka kemudian, dengan penuh kesadaran Komisioner KPAI itu meminta maaf.
Pernyataannya mengenai perempuan bisa hamil saat berenang di kolam bersama laki-laki. Ia menerangkan kehamilan bisa tanpa penetrasi. Karena ada jenis sperma yang kuat yang bisa masuk ke sel telur perempuan dengan mediasi kolam renang. Sumber 1
*
Jangan-jangan Bu Sitti tidak pernah berenang, tidak bisa berenang, dan malah sama sekali tidak pernah datang ke kolam renang.
Kolam renang umum tidak selebar bak mandi. Demi kesehatan, airnya pun mengandung kaporit. Jumlah oang yang berenang pun (meski pada waktu-waktu tertentu membludak hingga seperti cendol) Â tidak pernah ada sampai berdesak-desakan layaknya penonton sepakbola fanatik.Â