"Terserah kamu."
Tuan Jabrik dan Dul Gendut saling pandang beberapa lama. Saling menakar keseriusan ucapan  masing-masing.
"Usul nih, Tuan Jabrik. Kalau tidak salah menilai, saya rasa Nona Nia sangat pas menjadi isteri Gubernur Icikiwir dalam pentas nanti, Tuan. Pak Gubernur konyol setengah badut, sedangkan isterinya anggun-terpelajar dan berkelas tapi pintar melucu . . . . . !"
"Hahaha. . . ., ide bagus. Cerdas. Kamu punya otak juga rupanya. Hahahaha. Tapi kalau ia jadi isteri gubernur Icik, tentu bukan kamu yang jadi gubernurnya, melainkan aku sendiri. Aku rela berlatih siang malam, pagi sore, bahkan tidak pulang-pulang ke rumah untuk berperan total menjadi Gubernur itu. . . . "
"Oke, nggak masalah. Kalau begitu izinkan saya yang ganti mewawancarai Tuan Jabrik. Untuk mengukur seberapa canggih akting Tuan. Mohon maaf. . . Â . !"
Tuan Jabrik murka seketika. Ia menggebrak meja. Dan Dul Gendut tidak meneruskan ucapannya. Ia pilih ambil langkah seribu, kabur entah kemana, jauh-jauh.Â
*** Bersambung
Sumber Gambar
Tulisan menarik sebelumnya:
cerpen-gubernur-icikiwir-bermain-drama (1)
ceroboh-susur-sungai-siswa-smp-sleman-6-siswa-tewas