Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Gubernur Icikiwir Bermain Drama

22 Februari 2020   15:03 Diperbarui: 22 Februari 2020   15:00 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
seraut wajah seorang aktor | Dok. pribadi

"Rongsok, Mang. . . .?"

"Sumuhun. Rongsok, alias barang bekas."

"Rongsok isteri diterima ya. . . . ?"

"Hahaha. Biar ia mencari rongsok suami di tempat lain. Isteri saya sudah empat, Bang. Tidak mungkin tambah lagi, mohon maaf. . . . !"

Dialog itu tiba-tiba saja muncul di kepala Denmas Sasmito Ngoyoworo. Tentu saja Icikkiwir  pemereannya, semasa ia masih menjadi pemulung antar kampung.

Inti cerita selengkapnya, adalah Icikiwir yang yang seperti ketiban pulung. Semula ia hanya seorang pemulung dan jual beli rongsok.  Suatu hari ada seorang asisten rumah tangga yang menjual tumpukan kertas, buku, kardus, dan beberapa rongsok.

Singkat kata, ketika sedang suntuk menyorotir kertas dan kardus itu Icikiwir menemukan sebuah surat pengangkatan sebagai gubernur pada sebuah provinsi yang jauh di luar pulau. Heran, takjub, dan takut sekaligus meliputi perasaannya. Rasa penasaran dan antusias menggayuti pikiran.

"Heran. Ini berkas asli, atau kopian. Ah, tak mungkin.  Ini pasti orang-orang iseng punya kerjaan. Memancing orang untuk berlaku kriminal dengan mengisi blangko kosong ini. . . .!" gumam Icikiwir sendiri, lalu tersenyum, dan kemudian tertawa.  

Berkas surat itu masih kosong, tanpa nama. Sedangkan pengesahan dan tandatangan maupun cap sudah tertera rapi. Lucunya, surat pengangkatan itu berlaku mundur. Siapa saja yang bersedia sebagai gubernur silakan isi sendiri berkasnya. Dan Icikiwir tak keberatan mengisi berkas itu lengkap-lengkap. Siapa sih yang tidak tegiur untuk menjadi Gubenur?

"Aku tak takut disangka orang gila. Tapi ini nyata. Maka biarlah kuisi blangko kosong ini. Salah tidak rugi, kalau benar peruntungan sudah di tangan. Sungguh, Tuhan tidak kekurangan cara untuk berbagi rezeki. Tak takut pula untuk berbagi candaan. Nah, siapa takut?"

Seminggu kemudian dengan mengubah penampilan layaknya pejabat teras, Icikiwir berangkat ke luar pulau. Sesampai di tempat tujuan ia segera menyerahkan berkas-berkas, di tes kesehatan dan kewarasan, lalu dilantik oleh ketua dewan perwakilan rakyat setempat. Jadilah Icikiwir sebagai gubernur, dan drama sudah dapat dimulai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun