Tentu saja yang paling terpukul adalah para pemilik vila. Langganan yang selama ini datang akan berkurang, jauh berkurang. Sampai jangka waktu tertentu. Sampai citra sebagai kawasan mesum sedikit demi sedikit sirna.
Maka bersamaan dengan upaya polisi memberantas praktik wisata halal tersebut perlu dibarengi dengan tindakan lain yang bersifat sosial-ekonomi. Jangan sampai timbul hal-hal yang tidak diinginkan karena ketiadaan pekerjaan pengganti.
Kawasan wisata lain yang berpotensi terjadi praktik serupa pun harus diwaspadai, dan secepatnya diatasi sebelum menjadi besar dan mendunia seperti Puncak.
Momentum, Kedok
Nah, itu saja. Wisata halal memang perlu dipromosikan besar-besaran untuk menarik wisatawan muslim dari berbagai belahan dunia. Tetapi promosi wisata seks halal ditutup saja. Tidak perlu ada lagi. Terbongkarnya Puncak menjadi momentum bagi Polri dan jajaran terkait untuk membongkar praktik serupa di kawasan lain di seluruh anah air, apapun labelisasinya.
Sudah banyak orang terbongkar bermain politik berkedok agama, jangan tambahi lagi urusan wisata mesum dengan label halal. *** Sekemirung, 17 Februari 2020
Sumber referensi dan GambarÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H