*
Ada lagi berita lain yang sangat tidak masuk akal, masih terkait dengan penggunaan uang sebesar Rp 50 ribu.
Di Kabupaten Siak, Riau, seorang perempuan bernama Sinde Silitonga (45) menyewa dua pria untuk menghabisi nyawa suaminya, Marison Simaremare. Pembunuh bayaran itu ternyata hanya menerima Rp 50 ribu per orang.
"Awalnya kedua eksekutor mengaku melakukan itu tidak dibayar oleh istri korban. Belakangan hasil pemeriksaan kita mereka mengaku dibayar Rp100 ribu untuk berdua," kata Kasat Reskrim Polres Siak, AKP Faizal Ramdani, Senin (2/9/2019).
Kedua eksekutor yakni, Roberto Manulang dan Linus Harefa mengaku sekadar membantu istri korban. Sedangkan motif Sinde menyuruh orang untuk membunuh Marison karena sakit hati sering dimarahi. Â Sumber 2
Besaran rupiah itu jelas tidak masuk akal. Artinya, terlalu kecil. Bukan tidak mungkin Sinde membuat rencana bersama-sama dengan dua orang eksekutornya. Namun, demi melindungi pelaku maka dibuatlah dalih seolah-olah Sinde membayar meski nilainya sangat kecil.
Media tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai besaran nominal Rp 50 ribu itu. Jika memang sebesar itu adanya, alangkah lebih baik jika ada penekanan mengenai jumlah itu dengan keterangan lain. Misalnya, saat itu Sinde tidak punya uang, atau jumlahnya lebih besar tetapi sisanya diutang, atau boleh jadi kedua pelaku pernah punya utang.
Berbagai kemungkinan dapat saja terjadi. Dan itu perlu diungkapkan, meski singkat. Tujuannya agar khalayak pembaca-pendengar-penonton lebih yakin bahwa angka rupiah dalam peristiwa pembunuhan itu fakta. Â Â
*
Uang sebesar Rp 50 ribu selain untuk urusan pelanggaran susila dan upah pembunuh bayaran, ternyata juga menjadi nominal yang biasa dibagi-bagikan kepada setiap peserta demo.
Mungkin karena mereka hanya para siswa, dan datang dari kota yang sama. Itulah pengakuan beberapa pengunjuk rasa di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi di Jakarta, Sabtu, pada pertengahan September tahun lalu.