Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Malunya, Resepsi Pernikahan Tanpa Hidangan

7 Februari 2020   08:25 Diperbarui: 7 Februari 2020   14:38 4127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalaupun terpaksa dilakukan siang hari pada bulan Ramadhan tentu hidangan tetap disediakan. Tersedia bagi yang tidak berpuasa. Tetapi resepsi pernikahan kali ini memang sama sekali tanpa hidangan.

Pemangku hajat malu untuk mengumumkan. Sebaliknya para undangan yang datang, antri untuk memberi ucapan selamat dan  mendoakan kedua mempelai, hanya bisa menduga-duga apa yang telah terjadi. Mungkin katering belum dibayar lunas. Atau mobil katering tersesat salah jalan. Atau wedding organizer-nya kabur.

Pilihan terakhir itu ternyata yang terjadi. Maka siapa yang tidak ngamuk. Bukan sekadar marah, tapi marah besar. Pesta, atau resepsi, pernikahan sudah direncanakan jauh-jauh hari mengecewakan. Biaya sudah dilunasi, kesepakatan sudah bulat, tetapi katering "cidro janji". Malunya.

Itulah yang dialami oleh pasangan pengantin di Depok. Kisah pilunya menjadi viral di media sosial, setelah  pertama kali diunggah di akun Instagram @depok24jam.

Postingan tersebut berisi suara yang diduga pengantin wanita sedang meminta tanggung jawab pihak WO Pandamanda. Di Instagram, akunnya adalah @gallery_pandamanda.

Pemilik wedding organizer (WO) Pandamanda, Anwar Said (36) diamankan pihak kepolisian di Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, Senin (3/2/2020) setelah kisah resepsi pernikahan yang kacau itu menjadi viral di media sosial. Ia terjerat kasus dugaan penipuan dan penggelapan dana jasa penyelenggaraan pernikahan.  Sumber 1

Pada pemberitaanyang lain disebutkan, pada hari yang sama ada 10 acara pernikahanyang dilayani WO Pandmanda. Tujuh penikahan terlayani meskipun ada kekurangan, tiga pernikahan lainnya kacau karena tidak terlayani sama sekali.

Pelaku dalam menjalankan bisnisnya bekerja sama dengan beberapa rekanan (vendor), mulai dari penyedia jasa musik, katering, hingga pemandu acara. Tidak kurang 10 vendor yang dirugikan karena ulah Anwar Said.  Sumber 2

*
Sampai dengan peristiwa "pesta tanpa hidangan" di atas tentu tidak ada yang menyangka bahwa Anwar Said akan mempermalukan kedua pengantin dan keluarga besar mereka. 

Selama ini kalau persediaan hidangan kurang masih wajar, mungkin perhitungan jumlah tamu dengan makan yang dipesan kurang pas. Kalau kualitas makanan kurang sesuai dengan selera para tamu bukan hal yang luar biasa.

Tetapi ketika peralatan makanan makan sudah terpasang rapi sedangkan isinya sama sekali tidak ada, siapa yang tidak marah? Bahkan mungkin banyak yang ikut marah.  Berharap makan besar di pesta, ternyata meja makan kosong.

Anwar Said sebagai pemilik WO Pandamanda jelas bersalah. Ia pantas dihukum. Tetapi bagaimana menutupi malu-sedih-kecewa para pengantin dan keluarga mereka?

*

Tidak ada yang tahu bagaimana perasaan Anwar Said sendiri. Tentu ia bingung, malu, dan sedih pula. Penjara sudah di depan mata.

Diberitakan media, ia membuka WO sejak tahun 2013. Itu berarti ia sudah pengalamannya  sudah banyak. Nama pun dikenal, selain dari media terutama dari promosi dari mulut ke mulut. Sebab acara yang lain lancar-lancar saja menggunakan jasanya.

Tetapi sejak 2018, sejak Anwar Said membeli sebuah rumah dua lantai, keuangannya mulai kocar-kacir. Ternyata pembelian itu menggunakan uang para pemesan katering. Akibatnya terjadi praktik gali lubang tutup lubang.

Sampai dengan peristiwa 'pesta tanpa hidangan' diketahui sudah ada 40 pemesan lain yang mengantri hingga Januari 2021dan sudah membayar.

Hingga Rabu (5/2/2020) sudah ada 40 lebih calon mempelai yang melaporkan Anwar Said. Kateringnya mematok harga Rp 50 juta, Rp 65 juta, dan Rp 100 juta.

*

Bertambah satu lagi pengetahuan kita tentang modus dan praktik penipuan. Para penipu seringkali bukan orang-orang yang sengaja hendak menipu. Mereka bahkan orang-orang yang sampai waktu tertentu bekerja profesional.

Namun, ia tergelinci oleh satu keputusan yang salah. Dan kesalahan itu mengharuskannya membuat kesalahan lain yang lebih besar, danlebih, besar hingga membawanya pada tindakan kriminal: penipuan. Anwar Said, si pemilik wedding organizer Pandamanda, salah satu orang yang mengukir cerita seperti itu.

*

Sama dengan penipuan yang dilakukan biro perjalanan umroh, arisan lebaran, koperasi simpan-pinjam, kredit mobil murah, dan banyak lag. Para pelaku penipuan rela menukar hidup mereka dengan beberapa tahun mendekam di penjara.

Apapun hukumannya tentu tidak seimbang dengan kerugianyang diderita para korban. Juga tidak mengembalikan rasa malu, kehilangan, jerih-payah, serta kekacauan yang ditimbulkannya.

Begitupun pengalaman buruk selalu membawa hikmah. Maka kewaspadaan perlu terus dipertinggi, ditambah, dan tidak boleh kendor. Saat ini tidak ada transaksi yang tidak dapat dijadikan ajang penipuan. Bahkan untuk urusan ibadah, semisal haji dan umroh, penipuan sulit ditangani. Itu mengapa waspada menjadi kata kunci. *** 7 Februari 2020

Simak pula tulisan menarik lain:

bantuan-seorang-balita-untuk-neneknya

penting-tayangan-jati-diri-bangsa-tapi-tvri-perlu-penonton

tangani-virus-carona-tantangan-terberat-hoaks

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun