Mas Burman tercengang. Dari dulu ia sangat kagum pada semangat kerja Udin. Belakangan ia pun tahu betapa Udin penuh perhitungan dan kesenangan. Buka cabang baru berarti tambah koleksi isteri. Ide yang gemilang dan cerdas sebenarnya. Kalau ada sembilan cabang apa isterinya numpuk sembilan?
"Heran? Bingung? Itu makanya dari dulu kunasihati kamu, bikinlah usaha yang membutuhkan tenaga kerja wanita. Kamu malah buka bengkel motor. Penampilanmu jadi kucel dan bau oli. Tidak ada perempuan mau mendekat perjaka kucel. Apalagi mau jadi karyawanmu. Nah lihat nasibmu sekarang, isteri satu pun belum kamu dapat. Karena itu tirulah gaya hidupku. . . . . !"Â
"Tidak. Aku tidak mungkin meniru gayamu. Tidak suka. Aku bahkan akan mengubah penampilanku menjadi perempuan. . . .!"
"Serius? Kamu sudah gila kukira!" Â Â
Mas Burman hanya tertawa, lalu pergi begitu saja. *** (Bersambung)
Sumber gambar