Masa lalu tak akan pernah kembali, karena itu masa lalu diibaratkan jarak yang terlalu jauh untuk dapat dijangkau. Tetapi tidak bagi yang pintar mengabadikan aneka peristiwa, pemikiran, maupun sekadar aktivitas tertentu untuk menjadi kenangan dan bahkan "kekayaan" masa lalu.
Orang-orang yang menempelkan sepasang gembok di jembatan pada kawasan wisata di belahan dunia sana. Di Prancis, Jerman, Rusia, Italia; bahkanjuga di Korea Selatan, Serbia, dan China. Atau orang-orang yang membuat graffiti di tembok-tembok kota.
Ada lagi orang yang menanam pohon tertentu pada suatu tempat, agar bila suatu ketika nanti datang lagi dapat mengagumi pohon yang pernah ditanamnya.
Di Taman Tegallega Bandung pada satu sisi taman terdapat sejumlah monumen yang menandai sejumlah kepada negara, perdana menteri, dan pejabat tinggi negara-negara Asia-Afrika yang menanam aneka pohon di sana.
Itu momentum peringatan Konferensi Asia Afrika pada tahun 2005. Jenis pohon yang ditanam di antaranya bintaro, trembesi, mahoni daun kecil, dan lainnya
*
Kenangan dapat dibuat atas nama diri sendiri. Tetapi dapat pula kenangan sepasang manusia, suami-isteri, satu keluarga, keluarga besar, teman satu kantor, teman reuni, dan seterusnya.
Dulu orang merencanakan kenangan dengan kristik lukisan tertentu, mengecat rumah kombinasi warna-warna tertentu,Â
Untuk masa kini mengabadikan diri dengan gambar terasa gampang saja: lakukan selfie, atau wefie, selesai. Lalu posting di media sosial, atau kirim ke teman melalui WA atau Instagram. Abadi tentu nantinya. Aktivitas itu terhenti salah satunya bila jatah umur memang sudah habis.
*
Satu lagi cara mengabadikan kenangan, yaitu dengan menggambar, atau aling menggambar keluarga, kawan, dan kenalan kita. Kegiatan ini berlaku bagi orang-orang yang berminat pada seni menggambar, melukis, corat-coret membuat sketsa-vignet-kartun-karikatur dan grafiti, baik secara manual maupun menggunakan perangkat bantu kecanggihan teknologi. Â