Usaha dadakan itu membesar, dan kini makin besar dengan bantuan teknologi telekomunikasi. Khususnya WA,FB, Instagram, dan twitter.
*
Aneka makan berbuka jenisnya sangat banyak. selain takjil/hidangan berbuka, minuman manis dan kolak, ada lagi kue kering, aneka gorengan, kurma, catering khas Ramadan, dan camilan aneka bentuk.
Untuk kue kering memang ada semacam kekhasan yang dibuat pada bulan Ramadan, khususnya persiapan untuk Idul Fitri. Kue mentega dengan aneka variasinya selalu menghiasa meja-meja tamu setiap rumah tangga. Kualitas kue yang tersedia sangat tergantung pada kemampuan ekonomi si tuan rumah.
Untuk di kota-kota besar, kue-kue dan hidangan pada hari Lebaran tidak lagi bernuansa tradisional: tape ketan, jadah, emping, kacang bawang, rengginang, dan kembang goyang. Kini kue-kue kalengan justru menjadi pilihan. Dan inilah yang diincar para pengusaha dadakan bulan Ramadan, khususnya pembuat parcel.
*
Pakaian muslim dan perlengkapan salat menjadi ladang bisnis lain yang marak. Penjualannya sering jauh hari sebelum Ramadan tiba. Caranya dengan sekian kali bayar, alias cicilan.
Seorang teman penulis yang menjadi grosir pakaian di sebuah pasar besar mengaku mendapatkan banyak langganan diantara ibu-ibu pejabat yang memiliki kegiatan sampingan yaitu berjualan pakaian muslim dan peralatan salat kepada anak buah si suami.
Bila Ramadan tiba pernjualan meningkat pesat. Hanya sayang, mereka sering mengambil kentungan terlalu besar. Sementara itu kalau ada ketidakcocokan model, warna, dan aksesoris sering mengembaliakn dalam kondisi yang tidak baik lagi (ada yang cacat, tapi tidak mau mengakui).
Sekarang antara ibu atasan dengan anak buah tidak lagi seformal dulu. Dan itu salah satunya disebabkan oleh komunikasi yang aktif di dunia maya. Prinsip perpaduan antara kegiatan financial dengan technology, yang kemudian dikenal dengan fintech, menemukan momentum sangat berarti akhir-akhir ini.
*