Plastik banyak digunakan sebagai bahan kemasan pangan karena fleksibel, ringan, mudah diolah, dan dapat diproduksi massal dengan biaya murah.
Namun beberapa jenis plastik memiliki kelemahan tertentu bila digunakan sebagai kemasan pangan, seperti tidak tahan panas yang kemudian dapat melepaskan bahan berbahaya yang juga mampu mencemari lingkungan.
Dengan berbagai  kerugian tersebut maka upaya sosialisasi pengurangan penggunaan plastik sekali pakai harus lebih gencar dan merata. Dengan begitu tidak ada lagi konsumen yang bersitegang dengan karyawan karena pasar swalayan tidak menyediakan tas plastik seperti sebelumnya.
Pengalaman penulis belanja pada sebuah pasar swalayan para periode transsisi, mereka menawari menggunakan dos bekas. Ini karena belanjaan cukup banyak. Kalau belanjaan hanya beberapa potong produk maka  konsumen harus mau menenteng barang-barang itu untuk dimasukkan saku celana atau disimpan di bawah jok motor.
Maka kini saatnya untuk selalu membawa kantong plastik sendiri. Bisa juga membawa tas dari bahan kain, kertas, atau lainnya. Kini saatnya membuang sampah plastik di tempatnya, bukan di aliran air (selokan, got, gorong-gorong, dan semacamnya), dan bukan di sungai.
*
Berikut beberapa jenis bahan plastik yang sering digunakan untuk keperluan sehari-hari.
1. PET (Polyethylene Terephthalate): memiliki bentuk transparan dan dapat melunak pada suhu 80CTtidak disarankan untuk air panas, dan tidak dapat digunakan berulang.
2. HDPE (High Density Polyethylene): berbentuk agak keras dan dianggap sebagai salah satu jenis plastik ter-aman.
3. PVC (Polyvinyl Chloride): mudah dibentuk dan tahan terhadap cuaca maupun senyawa kimia. Berhati-hati dalam penggunaannya sebagai kemasan makanan.
4. LDPE (Low Density Polyethylene): Berbahan fleksibel dan mudah diproses, sering dipakai untuk kantong plastik, dan disarankan agar tidak digunakan secara langsung dengan makanan.