Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Senin-Kamis, Jaga Stamina, dan Bertakwa

7 Mei 2019   23:46 Diperbarui: 8 Mei 2019   00:22 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berpuasa pada bulan ramadhan itu berbeda. Ya, berbeda dibandingkan dengan puasa Senin-Kamis dan puasa-puasa sunah lainnya. Bahkan dengan puasa Daud pun berbeda.

Puasa Daud (mengikuti kebiasaan Nabi Daud), yaitu sehari berpuasa dan sehari berikutnya berbuka (tidak berpuasa), demikian seterusnya. Dengan begitu meski hari ini sangat lapar dan dahaga, besok seharian dapat makan-minum sepuasnya sebagai pengganti (logika orang awam).

Sedangkan puasa Ramadhan harus dilakukan terus-menerus selama sebulan, atau tiga puluh hari penuh (kurang-lebih). Tidak bisa ditawar-tawar (dengan kekecualian tertentu).

Itu sebabnya diperlukan cara, l;angkah-langkah maupun strategi yang jitu agar stamina kita tidak kedodoran di tengah ataupun di akhir bulan. 

Sebelum sampai ke sana, baik kita pahami dulu serba ringkas mengenai Ramadhan.

*

Bulan suci Ramadhan mengharuskan setiap-muslimah (dengan berbagai ketentuan) menjalani puasa sebulan penuh. Sekitar tiga puluh hari sejak terbit fajar hingga Maghrib harus menahan lapar dan dahaga. Bersamaan dengan itu harus meningkatkan amal dan ibadah, serta menahan diri dari semua perbuatan dosa maupun sia-sia. Tujuannya satu, yaitu menjadi orang yang bertakwa. 

Berpuasa selama sebulan penuh perlu perhitungan dan strategi tersendiri. Diibaratkan seorang pelari jarak jauh maka upaya meningkatkan stamina sebelumpertandingan dilakukan, dan kemudian juga menjaga kebugaran maupun ketahanan tubuh nharus diatur matang-matang.

Demikian barangkali gambaran mengenai orang yang berpuasa. Bagi oang-oang yang belum pernah merasakan pengalaman berpuasa sehari penuh mungkin terasa sulit dan tak mungkin melakukannya. Sehari saja serasa setahun, apalagi selama tiga puluh hari berturut-turut. Bisa kurus mendadak. Bukan karena kualitas hidangan saat berbuka maupun sahur tidak memadai, tetapi boleh jadi justru karena stress.

Mengapa begitu? Cermati, mata-telinga dan indera penciuman sering tanpa disadari  bebas berkelana dan melancong ke mana-mana. Di rumah bolerh saja meja makan bersih dari hidangan apapun. Tapi di layar televisi? Entah mengapa, acara masak-memasak dan makan-makan maupun kulineran tidak berkurang kuantitasnya pada siang hari.

Bagai orang-orang yang bekerja di luar rumah, sering secara tidak sengaja berjalan/berkendaraan melalui deretan rumah makan favorit. Pintu dan jenela boleh ditutup rapat tetapi aktivitas di balik gorden masih sama sibuk dibandingkan dengan hari-hari di luar Ramadhan,  bahkan aroma masakannya pun meluber kemana-manam jadinya terasa mengusik lubang hidung.

Puasa Ramadhan itu bukan hanya menghentikan kegiatan makan-minum dan persuami-isterian, tetapi bahkan semua indera tubuh wajib berpuasa pula. pikiran terutama tidak boleh melayang ke mana-mana, liar tak terkendali. Maka orang-orang yang berpuasa itu dalam Al Qur'an disebut sebagai orang-orang yang beriman. Nah, kalai keimanan saja masih kurang meyakinkan, maka tujuan puasa Ramadhan untukmenjadi oang yang bertakwa dapat dipertanyakan keberhasilannya.

Jangan sampai setelah sebulan penuh meerasa diri m\lembali menjadi fitri, atau suci, padahal ternyata yang didapat hanya lapar dan dahaga, tanpa pahala sama sekali.

* 

Ada banyak cara menjaga stamina agar tetap terjaga saat menjalankan puasa. Berikut tips menjaga stamina tubuh aagar tidak lemas-loyo dan malas:

Pertama, pilih makanan yang sehat, yaitu makanan yang banyak mengandung vitamin, mineral, serat, dan lainnya. Tujuannya agar Asupan gizi yang diperlukan selama berpuasa terpenuhi dengan baik. Kedua, kurangi makanan yang mengandung banyak minyak dan lemak. Gorengan, apapun bahananya, menjadi makanan yang enak disantap tetapi sangat tidak sehat.

Menjauhi sama sekali mungkin tidak mudah, karena itu bagus mengurangi, dan mencari variasi lain dalam cara mematangkan bahan makanan (rebus, kukus, panggang). Kadar minyak dalam makanan yang masuk ke dalam tubuh bisa membuat sel darah merah menggumpal dan terhambat. Akibatnya kita mudah mengantuk pada siang hari saat berpuasa.

Ketiga, memperbanyak minum air putih/tawar. Setiap kesempatan, bahkan disela-sela salat tarawih misalnya, dapat dimanfaatkan untuk minum. Delapan gelas, atau sekitar dua liter, dapat dibiasakan untuk diminum. Tentu saja tidak perlu malas untuk bolak-balik ke kamar kecil semata-mata agar kondisi tubuh tetap terjaga pada siang harinya. Bila kurang minuman dikhawatirkan terjadi dihidrasi, sehingga tubuh lemas.

Keempat, usahakan tetap minum susu. Peran susu menjadi penyepurna aneka makanan yang terhidang. Kebugaran dapat diraih dengan rajin minum susu. Kelima, bila waktu berbvuka tiba jangan buru-buru makan makanan berat (nasi dengan sayur dan lauk-pauknya). Upayakan makan kurma, buah-buahan, dan minumannya yang manis. 

Bila tidak tersedia minimal ada kolak isi kolang-kaling, pisang, candil, dan waluh pun cukuplah. Karena waktunya yang pendek antara waktu berbuka dengan waktu salat Maghrib berjamaah di masjid maka jenis-jenis makanan yang membuat perut mules (pedas, asam, kopi, dan sebagainya) harus dihindari.

Bila tidak pada saat solat tarawih 11 rakaat, apalagi yang 21 rekaat, bisa menjadi siksaan yang membuat peluh menetes-netes karena menahan kentut, buang air besar, kencing, dan perut melilit/mules tak terkira-kira sakitnya. Rasa-rasanya seperti mau pingsan saja.

Keenam, jangan lewatkan makan sahur. Ada keberkahan dalam makan sahur. Dan karena itu meski kuat seharian bepuasa tanpa sahur, tetapi membvuru keberkahan tentu sikap yang lebih baik.

Ketujuh, jangan tidur setelah makan sahur. Bagi yang sudah terbiasa salat Subuh berjamaah di masjid maka saran ke tujuh ini tidak bermasalah. Apalagi ditambah dnegan olahraga ringan, misalnya berjalan santai, jogging, atau mengerjakan aneka kesibukan lain di rumah. Jangan melakukan olahraga renang, sebab salah-salah air kolam tertelan tanpa sengaja. Bagi yang malas dan tidak terbiasa salat subuh di masjid pasti muncul dampak negatif dari kebiasaan buruk itu. 

*

Berpuasa pada bulan Ramadhan itu perintah Allah agar setiap muslim-muslimah bertakwa. Ganjaran orang-orang yang bertakwa tentu saja surga. Namun, tidak semudah yuang diucapkan, bahkan sejumlah ustadz-ustadzah pun mengaku sering mengalami kondisi pasang-surut, tebal-tipis, dan naik-turun kualitas keimanan mereka, apalagi bagi awam.

Beberapa saran di atas sudah saya lakukan, namun selebihnya terlewat begitu saja. Puasa Senin-Kamis sudah biasa saya lakukan. Namun, bukan berarti karenanya puasa Ramadhan menjadi aktivitas ibadah yang ringan.

Hari-hari pertama puasa Ramadhan 1440 Hijriah ini saya harus terus berstrategi menata langkah-langkah kecil mendekati saran yang ideal agar nilai tertinggi bulan Ramadhan dapat digapai mulus: menjadi orang yang bertakwa, Insya Allah, Aamin. *** 7 Mei 2019

Gambar

Referensi: tips-menjaga-stamina-tubuh-saat-berpuasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun